Aca sedari tadi berpikir kenapa akhirnya menjadi seperti ini. Kenapa Devan mengajukan dirinya untuk pergi menggantikan Claytone yang seharusnya berdiri di sana.
"Itu karena dia mencintai Raya, Ca," gumamnya pada diri sendiri.
Sedari tadi Aca menghela nafasnya lagi dan lagi, dia tidak tahu bagaimana akhirnya dia bisa melihat Raya dan Devan berada di dalam satu altar pernikahan.
Aca mencintai Devan tetapi Devan masih mencintai Raya, bagaimanapun keadaannya. Cinta Devan jelas sangat tulus untuk Raya.
"Harusnya kamu bahagia Aca, astaga ada apa denganmu hari ini!" ucap Aca frustasi.
Dia mengusap wajahnya mencoba untuk menunjukkan ekspresi bahagia, tetapi tidak bisa.
"Baiklah, mungkin aku dan Aca memang tidak ditakdirkan bahagia. Aku juga sudah melihat Kak Raya bahagia, Kak Raya yang jarang tersenyum itu sekarang terlihat sangat bahagia. Jadi, aku harus ikut bahagia karenanya," tekad Aca hari ini adalah untuk tersenyum bahagia di hari pernikahan sahabatnya.
