Sepulangnya Natan dan Silvia, Alia hanya bisa bersedih. Dirinya tak habis pikir mengapa ayah dan ibunya begitu tega kepadanya? Dan juga pada dua sahabatnya itu.
"Ayah dan Mama kenapa mengusir Natan dan Silvia? Mereka hanya ingin bertemu dan ngobrol dengan Alia apa itu salah?" tanya Alia protes ia sangat kesal meskipun rasanya tak ada tenaga walau pun hanya sekedar untuk marah - marah terhadap kedua orang tuanya yang egois.
Pak Wijaya tak sedikit pun peduli dengan kondisi psikis Alia. Mau anaknya tertekan atau pun merasa sakit hati, ia tetap menjadi sosok ayah yang keras kepala. Alibi beliau demi kebaikan putrinya si Alia, tetapi realitanya itu tidak benar.
Mama Sintia mencoba bersikap lembut pada Alia sang buah hati, dia juga tak mau jika terus menerus ada keributan yang membuat suasana rumah jadi gerah dan ga nyaman tentunya.