Sepulang dari rumah sakit, Alia lebih sering melamun, dia tak mengira dan terus berpikir mengapa kekasih hatinya Natan sama sekali tidak datang untuk menjenguk dirinya itu.
"Natan kenapa kamu tega sayang? Apa kamu ga cemas akan kondisi aku yang sakit ini? Mengapa hanya Silvia dan guru yang datang?" tanya Alia dalam hatinya.
Bibi sudah membersihkan dan merapikan kamar Alia, sudah sekitar tiga hari majikannya yang cantik nan ayu itu telah di rawat di sebuah rumah sakit terbesar dan termahal di kota ini.
Mama Sintia dan suaminya Pak Wijaya ingin memberikan fasilitas yang terbaik untuk putri kesayangan mereka.
Padahal Alia tak sakit yang berat.
Sesampainya di depan pintu gerbang, seseorang berseragam buru - buru membuka pintu gerbang dengan cepat.
Mobil Pak Wijaya memasuki halaman rumah yang begitu luas itu. Di depan pintu ia menurunkan anak dan istrinya, baru beliau melanjutkan ke bagasi.