Mereka bertiga memutuskan untuk makan sambil nongkrong di cafe sambil disertai ghibah tipis-tipis. Setelah memesan beberapa menu makan dan minuman, mereka duduk menikmati angin sepoi-sepoi di tengah teriknya matahari.
"Ray, aku tadi seperti melihat Devan masuk ke gedung lewat pintu belakang. Apakah kalian tidak bertemu?" tanya Helen ingin tahu.
Raya sepertinya menangkap sesuatu dari pertanyaan Helen. "Tadi aku jatuh pun ditolong olehnya. Jadi kami tak hanya ketemu, malah dengan kurang ajarnya menyeretku ke tangga darurat."
Kedua wanita itu melongo dengan mulut terbuka. "Serius, Ray? Memangnya dia bilang apa?" Bu Heni ikut-ikutan penasaran.
"Dia hanya mau mengucapkan minta maaf saja. Lalu ... menyuruhku tetap bekerja di sana."
"Kasihan ya dia. Gak mau kehilangan kamu. Hubungan kalian padahal sangat dekat sekali. Pasti dia merasa sangat kehilangan."
Helen mengernyit. "Sepertinya dia masih mengharapkan kamu bisa menjadi pasangan kakaknya, ya."