Sinar matahari sinarnya begitu mentereng sangat menyengat kulit bahkan bis terbakar jika berjemur di bawah sang Surya. Sosok gadis rupawan itu sengaja tak mau pulang cepat sambil menunggu agak adem.
"Alia kamu kenapa ngajak aku ke kantin?" tanyanya.
"Lah memangnya napa? Wajar aja kan kalau aku ngajak dirimu ke kantin, kalau ngajak ke tempat sepi kek kuburan baru itu aneh," ujar Alia cekikikan.
Gadis ayu itu menahan tawanya, tapi lelaki di depannya tampak kurang suka entah apa yang ada di hati dan isi kepalanya.
"Kenapa cemberut kamu? Ngambek?" tanyanya Alia senyum menggoda Natan.
"Gak ngambek cuma marah satu koma nol persen," sahutnya senyum kecut.
Natan memang ingin pulang lebih cepat sebab dia akan membantu ibu Rani mempersiapkan dagangan untuk di jaja kan kepada setiap orang yang berniat membelinya.