"Nak, janganlah berpikir seperti itu. Kamu dan Devan adalah sebuah anugerah yang tak terhingga dalam hidup kami. Memilikimu suatu yang membahagiakan bagi orang tua seperti kami. Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan sebuah tujuan yang sia-sia. Aku sangat mencintaimu, Claytone."
Claytone tersenyum keras. "Mama masih mencintaiku meski selama ini aku belum bisa membahagiakanmu?"
"Tentu saja. Bagiku, kamu bisa hidup sehat layaknya orang lain saja adalah sebuah prestasi membanggakan sekali. Aku ingat dulu saat kamu lahir prematur, kecil dan hampir tak bernyawa. Aku dan ayahmu berdoa setiap malam agar kamu diberikan kesembuhan. Kami bersama-sama membesarkanmu hingga dewasa." Mama Wina menoleh ke arah Devan.
"Begitu juga denganmu, Dev. Kamu juga merupakan anak yang selalu membuat kami bisa bangkit dari masalah. Mama tak pernah merasakan kesepian jika bersama denganmu. Kalian berdua sumber kekuatan bagi kami."