"Jadi kamu mau menyuapiku? Terima kasih, Ray." Fatih membuka mulutnya. Gila! Jantungnya serasa mau melompat dari tubuh. Baru kali ini ada yang mau menyuapinya.
"Enak 'kan?"
"Hm, manis. Seperti kamu." Ya ampun, apa ini? Kenapa semacam gombalan anak alay. Apakah tidak ada kata-kata lain yang lebih manis untuk mereka yang berada di usia 25 tahun ke atas? Payah!
"Apaan sih," balas Raya seraya tertawa lebar.
Fatih mengambil sendiri sosisnya. "Ray, besok kamu ada rencana ke mana?"
"Hm, Nenek mengajakku ke pasar naik bis. Aku sudah lama tidak ke pasar. Pengen jajanan pasar yang dari singkong itu. Pokoknya mau kulineran."
Fatih bahagia, dia seperti ada alasan untuk bisa menemani Raya lagi. "Ray, kamu berangkat pagi 'kan? Boleh aku ikut? Kita bisa naik mobil ke sana. Kasian jika Nenek Ayu naik bis."
"Tapi, Fatih bukannya kamu sibuk yah? Aku tak mau merepotkanmu lagi. Biarkan besok aku dan Nenek pergi ke sana berdua."
