Seorang pemuda dengan sebuah tudung hitam yang menutupi kepala dan sebagian wajahnya memasuki sebuah bar yang berada cukup dalam di dalam sebuah gang yang kotor dan gelap.
Ia membuka pintu, sang pelayan tersebut adalah seorang pria tua dengan kepala botak dan kumis putih yang menutupi mulutnya.
"Oh, selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu?" Pria tua tersebut berbicara dengan nada ramah, orang-orang segera menatap kearah pemuda yang baru saja datang itu.
Mata-mata yang tajam menatap pemuda tersebut, namun dengan tatapan yang lurus, Ia hanya berjalan menuju arah barista bar itu.
"Aku ingin masuk." Merogoh kantung bajunya, Ia mengeluarkan sebuah kartu berwarna emas yang terlihat memiliki gambar naga pada kartunya.
Pak tua tersebut mengangguk paham lalu memberikan kode pada salah satu pelayan wanita di tempat itu untuk membawa sangat pemuda ke suatu tempat.
gadis pelayan itu berjalan menuju sebuah ruangan dan diikuti oleh pemuda yang memiliki kartu bergambar naga tadi.
"Silahkan masuk tuan Myzar Necros." Pelayan itu membukakan pintu dan mempersilahkan Myzar memasukinya.
Myzar hanya mengikuti tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya, itu sebuah tangga turun, Myzar menuruni tangga tersebut satu per satu, namun di pertengahan, Ia berhenti dan menoleh kearah pelayan wanita tadi yang masih ada diatas.
"Jika bisa, aku hanya ingin masuk sendiri lain kali, lagipula aku sudah berkali-kali ke tempat ini."
"Ah maaf atas kelancangan saya tuan, akan saya sampaikan pada tuan Julian."
Myzar kembali berbalik dan berjalan menuruni tangga yang gelap tersebut. Terus turun hingga sampai di sebuah ruangan yang berisi beberapa orang dengan memiliki penampilan yang beragam.
Ia mengabaikan dan terus melangkahkan kakinya menuju seorang gadis berambut yang berpenampilan seperti seorang bad girl, rambut dan mata hitam.
Bra sport yang menutupi payudaranya yang kecil, celana olahraga panjang berwarna hitam, dan jaket yang tak Ia tutup resletingnya.
Ia duduk di kursi bundar kecil di depan meja tersebut. Ia menatap gadis itu dengan tajam menunggu Ia datang pada dirinya.
Gadis itu segera duduk di kursi yang berada di balik meja. "Akhirnya kau kemari, apakah akhirnya kau menerima cintaku yang tulus ini?"
Myzar menatap gadis tersebut dengan tatapan masam. "Diamlah Melissa, aku sudah menolakmu sejak sebulan yang lalu."
"Cih lelaki bajingan, padahal kau sudah memberikanku harapan sebelumnya." Melissa membenamkan wajahnya pada meja itu.
"Hei sialan, aku tak pernah memberimu harapan atau semacamnya, hanya kau saja yang merasa begitu. Ah sudahlah, aku kesini untuk mengambil misi, cepat berikan persetujuannya."
"Hah, kau selalu datang dan pergi dengan cepat, tak bisakah kau menemaniku dulu setidaknya malam ini?" Ia memberikan senyuman dan kedipan mata nakal.
Namun itu malah mengundang emosi Myzar, Ia pun segera reflek memukul kepala Melissa dengan pelan dan pastinya tidak menyakitkan.
Dan sepertinya wajah Melissa menampilkan rasa senang. Ia lalu membuatkan dokumen tentang misinya tersebut, bahkan selama beberapa lama, wajahnya terus tersenyum.
"Ini adalah misimu, Ada 2 Hunter kelas A dan 6 kelas B yang mati dalam sebulan terakhir, pastikan dirimu selamat yah." Melissa melambaikan tangannya pada Myzar yang pergi meninggalkan tempat itu.
Myzar pun membalas lambaian tangan itu. Melissa memang terkadang bersikap feminim walau dengan penampilannya yang memiliki kesan yang yah entah bagaimana menjelaskannya.
Jika ditanya bagaimana perasaannya tentang Melissa, Myzar sendiri pun bingung dengan perasaannya, namun yang pasti, dekat dengan seseorang hanya akan menambah masalah bagi dirinya, setidaknya untuk saat ini.
Karena itulah Myzar mungkin tak akan mengalami percintaan selama Ia belum menyelesaikan masalahnya.
Ia sekarang hanya perlu meningkatkan kekuatannya lagi dan lagi untuk menghadapi keluarganya sendiri, keluarga yang sudah tak Ia anggap lagi sebagai keluarga.
***
perlu 5 menit untuk dirinya pergi dari tempat pengambilan misi menuju target misi yang akan Ia lakukan di kota yang berbeda.
Ia melompat dari gedung-gedung yang tinggi, dengan begitu Ia dapat melihat kendaraan bermotor yang lalu lalang di tempat yang tinggi itu.
Setelah memandangi tempat tersebut selama beberapa saat, Ia kembali bergerak menuju tempat misi hanya dalam beberapa detik karena jaraknya hanya sekitar satu kilometer.
Ia pun segera sampai pada sebuah gedung tua yang tak terurus, sekarang sudah tak memiliki warna cat lagi. Jika tidak salah, dulu gedung itu adalah tempat dari sebuah kantor, namun karena sebuah tragedi, tempat itu menjadi horor.
"30 kasus orang hilang, dan 8 Hunter yang mati di tempat ini, dan diantaranya adalah peringkat A seperti dirinya, jujur saja, sepertinya ini sudah masuk kategori tingkat S."
Ia bertaruh bahwa Melissa sengaja memberikan misi seperti ini padanya karena dana yang diperlukan untuk membayar hadiah untuk hunter tidak membengkak.
Yah Myzar sendiri tak menyalahkan Melissa, Ia tak terlalu peduli tentang uang, Ia hanya menganggap pertarungan sebagai latihan untuk melawan manusia.
"Hm? ini..."
Aura yang mengerikan memang terasa jelas dari gedung tersebut, perkiraannya tentang tingkat S itu tidak salah.
Ia melompat dan menerobos masuk gedung tersebut.