Behram melirik tuannya. 'Apa gerangan yang akan ditanyakan oleh Yang Mulia dini hari seperti ini?', batinnya.
"Silakan, Tuanku."
"Apakah menurutmu ucapan pria di kedai tadi benar?" satu pertanyaan tidak terduga dari Salim.
Behram terkejut mendengar sang tuan menanyakannya. Karena sikap tuannya yang memilih untuk tidak mengambil tindakan, dia mengira kalau tuannya tidak akan memikirkan hal tersebut dalam-dalam sampai tidak bisa tidur seperti ini. Karenanya juga, Behram pikir sang tuan sudah tidak akan terpengaruh lagi oleh hal semacam itu seperti dulu. Namun tampaknya dia telah salah mengira.
Dalam pikiran Behram lantas terlintas wajah pria tua minus adab itu beserta kata-katanya yang telah menghina sang tuan. Yang seketika membuat dirinya menjadi tidak tenang. Dia juga merasa resah dengan kenyataan kalau tuannya terpengaruh oleh ucapan lelaki sialan itu.
