"Behraaammm minggirrr!!!"
Suara itu mengisi seluruh rumah. Membuat Behram yang sudah siap untuk menangkap Arsia jadi tersentak karena diteriaki begitu.
Teriakan siapa?
Bukan teriakan Arsia pastinya. Karena dia lebih memilih untuk jatuh menimpa Behram dibandingkan dengan jatuh menghantam lantai. Memang akan memalukan tetapi lebih baik dibandingkan dengan mengalami memar di keningnya nanti, bukan?
Jadi yang barusan itu adalah teriakan Salim. Lalu kenapa dia menyuruh Behram minggir? Apakah dia ingin Arsianya menghantam lantai saja?
Tentu saja, tidak.
'Arsia akan jatuh menimpa Behram. Aku tidak bisa membiarkannya!' pikiran tersebut berdengung di kepala Salim bak alarm.
Benar. Dia masih sempat-sempatnya cemburu ketika Arsia dalam posisi akan terjatuh. Tapi pastilah dia tidak akan membiarkan calon istrinya terluka barang seujung rambut saja. Jadilah dia bergegas melakukan sesuatu untuk mencegahnya.