Mereka tiba di panti asuhan yang dimaksud menjelang sore hari. Semua terlihat seperti yang pernah Sander katakan pada Wuri. Panti itu begitu kusam, bangunanya buruk dan tampak suram. Belum lagi mereka turun dari mobil, suasana hati Wuri sudah memburuk. Itulah tempat di mana dia pernah dibesarkan.
Karena Wuri sendiri sekarang menanggung hidup anak-anak dari Welasti, untuk beberapa lama dia tidak pernah mengunjungi tempat ini. Panti ini sekarang bahkan jauh lebih buruk dari sebelumnya. Ini adalah panti asuhan milik seorang wanita tua dan seorang anaknya.
Hari-hari yang pernah Wuri lalui di panti ini adalah tentang kesedihan. Selama tinggal di panti ini, dia nyaris tidak pernah merasakan kata 'kenyang'. Kekurangan, kelaparan dan rasa sedih menjadi teman bagi hari-hari Wuri kala itu.
Melihat Wuri diam termangu di tempat duduknya, Sander segera turun dan berjalan ke sisi Wuri. Dia membuka pintu dan mengulurkan tangannya pada Wuri.
"Ayo," senyumnya hangat dan lembut.