Stein meneguk segelas wine di ruang bar yang ada di sudut mansion miliknya. Dia baru saja terbangun di tengah malam. Setelah percintaan yang melelahkan degan Adeline, biasanya Stein akan tertidur pulas. Namun akhir-akhir ini Stein sama sekali tidak bisa menemukan kata nyenyak untuk tidurnya.
Dia meninggalkan Adeline yang sedang nyenyak sendiri di kamar. Istrinya itu terlalu banyak menangis akhir-akhir ini. Stein mengkhawatirkan kesehatannya. Gadis itu telah dihantam badai secara bertubi-tubi. Berharap pernikahan mereka akan menjadi awal kebahagiaan unuk Adeline, ternyata justru dimulai dengan drama yang tidak ada habisnya.
Ponsel Stein di atas meja bar berdering. Stein segera menjawab panggilan karena nama Sander yang tertera di sana.
"Sander,"
"Kau sudah melihat tayangan Brandt Media hari ini?"
"Hmm … rasanya aku seperti artis murahan yang sedang terlibat skandal."
Sander tertawa mendengar keluhan Stein.
