"Aku selama ini tidak ingin mengatakan apa pun padamu. Atau bahkan pada semua orang. Aku merahasiakan semuanya dan membiarkan kesedihan itu jadi milikku sendiri. Aku hanya akan mengatakan semua jika aku sudah berhasil membalas dendamku pada Ellard," ujar Adeline.
Odila mempertajam pengelihatannya. Mencoba mengenali pria tua yang duduk tidak berdaya di kursi roda.
"Si- siapa dia, Line?"
"Kau bahkan tidak bisa mengelinya bukan. Kehidupan yang lebih menyakitkan dari kematian." Adeline melihat pria itu dengan wajah penuh kesedihan.
"Siapa dia?"
Melihat kesedihan di wajah Adeline, Odila justru semakin bingung. Wajah Adeline yang semula kaku dan penuh kemarahan itu berubah. Wanita cantik itu bahkan berlutut dan mencium kening pria yang duduk di kursi roda.
"Dia adalah Paxton, ayahku," ujar Adeline lirih.
"Ap-apa?! Apa maksudmu? Paxton sudah meninggal lima tahun lalu. Dia sudah mati. Aku datang di acara misa tutup peti."
