"Bagaimana bisa dia melewatkan banyak sekali obatnya padahal dia sangat takut dengan kematian?"
Lucas bergumam pelan sambil memeriksa obat-obatan milik Vivi yang wanita itu simpan di dalam laci di nakas sebelah tempat tidurnya. Sepertinya wanita itu mengambil obat padanya secara rutin hanya karena tidak ingin diomeli olehnya, namun tetap saja tidak meminum obatnya secara rutin.
"Vivi, apa lagi yang bisa kulakukan untukmu jika untuk minum obat saja kau sesulit ini?" Lucas berbisik lirih sambil menatap wajah Vivi yang sudah terlelap dengan nyenyak setelah kelelahan menangis itu dengan pandangan sendu.
"Aku sama takutnya denganmu, Vivi. Aku juga sangat takut memikirkan bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku nanti saat akhirnya penyakit ini benar-benar mengalahkanmu."
Lucas menarik selembar tisu dari kotak yang berada di atas nakas sebelah tempat tidur lalu melipatnya menjadi empat bagian sebelum dengan hati-hati menggunakannya untuk menyeka keringat di wajah Vivi.