Lysa memang pendiam dan Rin yang sejak tadi bersama Lysa memahami hal itu. Tapi, Lysa malah terlihat tidak senang dan kurang nyaman sekarang. Apalagi semenjak Yasa datang.
Yasa masih mengendarai mobil ini dengan lancar. Lysa duduk tepat di samping Yasa. Tadi, saat mereka masuk ke dalam mobil, Rin memutuskan untuk duduk di belakang sopir dan Lysa pun ingin duduk di samping Rin. Tapi...
"Kau pikir aku supirmu? Kau duduk di depan!" seru Yasa kepada Lysa dengan suara kecil. Rin sepertinya tidak mendengarkan apa yang Yasa katakan tadi. Tapi, lagi-lagi nada suara Yasa dan ekspresi dari laki-laki itu benar-benar membuat Lysa makin sedih.
Entahlah, Lysa pun binggung. Tapi, jantungnya berdetak sangat kencang dan ia merasa ketakutan. Lalu, jauh di lubuk hatinya, ia berharap Yasa bisa merendahkan nada suaranya, walaupun hanya sedikit saja.