Ratu tetap memasang senyum di bibirnya, walaupun ucapan Sofia terasa mengena di hati.
"Oh ya, bagaimana masa kecil kakakmu dulu? apa menyenangkan mempunyai saudara? dulu, aku berharap punya saudara. Tapi, sepertinya orangtuaku tak menginginkan banyak anak," kata Ratu mengganti topik pembicaraan.
"Justru terlihat lebih menyenangkan jika tidak punya saudara. Paling tidak, kau tidak akan dibanding-bandingkan. Itu sangat menyebalkan, tau! Kak Arsen selalu menjadi kebanggaan Mom dan Dad. Aku cuma tim penggembira saja," gerutu Sofia.
"Apa kak Arsen dulu nakal?"
Sofia menggeleng.
"No! Kak Arsen tidak nakal, menurut orang tua kami. Tapi kalau menurutku, kak Arsen menyebalkan dan juga sok. Sok pintar, sok cakep dan sok keren. Kak Arsen itu playboy. Wajar sih ... dia kan memang tampan. Makanya banyak gadis yang naksir dia."