Dion memandangi wajah Ratu yang tengah terlelap. Wajah yang selalu ada dalam mimpinya di setiap malam. Selalu menjadi bunga tidurnya menghiasi malam setelah bergulat dengan kesepian.
Tapi, bukan wajah seperti ini yang dia impikan. Melainkan, wajah Ratu yang berseri dan ceria. Bukan wajah pucat dengan mata cekung dan lelah.
Wajah yang gembira, dan bukan wajah yang menahan kesakitan. Bahkan dalam tidurnya. Mata Dion beberapa kali menangkap, kernyitan di dahi, dan rintih lirih terdengar dari bibir Ratu.
Begitu tersiksanyakah Ratu? hingga tidur pun dia tidak tenang?
Getaran ponsel mengalihkan perhatian Dion dari Ratu. Diraihnya ponsel miliknya dari saku, dan dilihatnya, siapa yang menghubunginya malam-malam begini.
Tertera nama Sofia di layar ponsel miliknya. Kenapa bule itu meneleponnya malam-malam begini?
Dion memutuskan keluar dari ruangan Ratu, dan mencari tempat untuk bisa menerima panggilan dari Sofia itu.