Chereads / Menara Dewa: Keinginan dan Kejayaan / Chapter 9 - Makhluk Mengerikan

Chapter 9 - Makhluk Mengerikan

Semua orang tampak senang setelah mengetahui fakta itu, tetapi tidak untuk Galam. Dia masih berpikir bahwa ini terlalu mudah mengingat jebakan itu telah merenggut begitu banyak nyawa. Galam menyadari bahwa ini baru permulaan dan kengerian di tempat ini belum berakhir. Naluri miliknya memberi tahu Galam bahwa keputusasaan yang lebih besar sedang mencoba menghalangi mereka.

Dan benar saja, tiba-tiba lantai ruangan itu bergetar hebat. Atapnya tampak seperti akan runtuh kapan saja. Ruangan tersebut ternyata mengalami perubahan struktural. Semua peti mati yang ada di sana, kini digantikan oleh lantai baru dan beberapa tiang penyangga atap bangunan.

"Ja–jadi ini semua belum berakhir?!"

"Ah... Ah... Sudah berakhir hidup kita. Tidak ada yang namanya kebahagiaan yang kekal di dunia ini."

"Oh Tuhan!"

Keanehan tidak berhenti di situ saja. Tepat setelah semua struktur terlihat dan goncangan telah berhenti, sebuah pintu raksasa muncul yang tingginya bahkan mencapai 10 kaki. Gerbang tersebut mulai terbuka dengan suara yang sangat mengerikan.

Dong!

Drerek! Drerek!

Semua orang tampak terkejut setelah mengetahui sosok apa yang keluar dari pintu. Monster, tidak, bahkan lebih besar dari monster yang biasa mereka temui selama melakukan penaklukan. Raksasa dengan tubuh merah menyala serta memiliki 3 tanduk di kepalanya dan mahkota, memiliki sayap merah tua yang sangat besar, dan yang paling menakutkan adalah pedang raksasa yang memancarkan aura jahat yang sangat kuat dengan cahaya merah dan api yang menyelimutinya. Seperti gambar setan dengan tubuh besar abnormal yang ada di depan mereka.

"Astaga, jangan pernah bilang kalau kita akan melawan makhluk itu?" Terdengar suara pria dari rekan mereka dalam party bergetar ketakutan.

"Tadi pedang, sekarang iblis? Sialan, takdir memang sangat menakutkan!" Rekan mereka yang lain juga mulai ketakutan dengan kehadiran sosok yang tidak mereka sangka-sangka itu.

Semua orang yang sebelumnya memiliki semangat langsung ambruk dan kehilangan prinsip mereka setelah melihat sosok di depan mereka. Makhluk raksasa yang menyerupai iblis itu terdiam saat menghunus pedangnya di lantai, tapi auranya sangat menyiksa bagi orang-orang di sekitarnya. Aura kelam yang menyesakkan karena kejahatan besar terkandung di dalamnya.

"Bahkan jika aku memiliki kemampuan di peringkat C, aku hanya akan mati konyol dalam satu tebasan pedangnya jika aku memaksakan untuk melawan makhluk mengerikan itu," kata Varos dengan nada pesimis.

Andras terlihat panik dan ketakutan setelah melihat sosok itu. Ia menyadari bahwa kemampuannya, sangat-sangat jauh dari kekuatan makhluk itu. "Galam! Apakah kamu punya rencana untuk melawannya?! Apakah kalimat itu berisi cara untuk membunuh makhluk itu?!" Andras juga bertanya kepada Galam tentang cara mengalahkannya.

Namun, Galam sendiri tidak menemukan cara untuk mengalahkan makhluk mengerikan itu. "Maafkan saya, bahkan jika Anda memintaku dan memaksaku untuk memahami semua kalimat di artefak, saya tidak yakin saya akan menemukan cara untuk membunuhnya." Jelas bahwa Galam juga tak kalah terkejut dan ketakutan seperti yang lain. Seolah-olah dia merasakan sabit malaikat maut sudah menempel di lehernya dan siap memenggalnya.

Makhluk itu kemudian menggerakan bola matanya, menatap anggota party Andras. Terlihat makhluk itu kemudian bergerak dan tersenyum, dan mulai mengangkat pedang raksasanya.

"A–apakah kita akan berakhir di sini?!"

"Apakah tidak ada cara untuk menghindari ini?!"

"Aku tidak tahu harus berbuat apa!"

"Sial, aku buang air di celana."

"Kau akan mati konyol seperti anak kecil jika seperti itu!"

Ketika semua orang tampak panik dengan kehadiran makhluk itu, tiba-tiba lantai bergetar hebat lagi. Kali ini getaran itu disebabkan oleh pedang raksasa monster monster itu. Ini adalah kekuatan yang luar biasa. Hanya dengan hempasan angin yang ditimbulkan oleh pedang raksasa itu mampu meratakan bangunan yang ada di sekitarnya.

Terlihat, makhluk itu tersenyum dengan sangat puas menyaksikan ketakutan dan keputusasaan manusia—party Andras. Sangat jelas bahwa makhluk itu sedang mempermainkan nyawa mereka.

"Wahai manusia, sembahlah, dan pujilah aku! Aku, Raja Iblis terkuat di semua alam semester, Ifrit! Ucapkan, dan ucapkan nama besarku, makhluk fana!"

Makhluk itu berbicara. Dia menyebutkan bahwa dia adalah sosok Raja Iblis bernama Ifrit. Dia berkata bahwa manusia harus tunduk di hadapannya. Mereka hanya terdiam mendengarkan perkataan yang keluar dari makhluk itu.

Semua orang semakin panik setelah mendengar makhluk itu bisa berbicara. "Makhluk itu berbicara! Dia bilang dia adalah Raja Iblis!"

"Apakah itu berarti kita harus menyembah Raja Iblis untuk keluar dari sini?"

"Sialan! Apakah makhluk legendaris yang dimaksud dalam kalimat itu adalah iblis raksasa ini?!" Galam tampak terkejut setelah mendengar perkataan makhluk itu.

Varos mendekat ke tempat Andras dan Galam lalu bertanya, "Haruskah kita menyembah dia?! Apakah dia sudah gila?! Bukankah itu sama dengan kita bersiap untuk menerima hukuman kedua dari para utusan?!"

"Lalu apa yang harus kita lakukan?! Lebih baik kau bantu aku berpikir, bodoh!" Andras terlihat frustasi di tengah situasinya saat ini.

Sementara mereka berdebat dan bingung tentang apa yang harus dilakukan, salah satu anggota party menawarkan untuk mencoba dan berkomunikasi dengan doa dan pujiannya. "M–maaf. Aku adalah anggota paduan suara gereja sebelum aku menjadi Bellator. Aku akan mencoba bernyanyi dan memuji makhluk itu. Semoga itu akan membantu kita memenuhi keinginan makhluk itu"

Varos dan Andras juga saling bertukar pandang. Meskipun mereka tidak yakin tentang tingkat keberhasilan rencana itu, setidaknya mereka akan mencoba. Andras lalu mengangguk setuju dengan rencana orang itu, Varos hanya menunduk karena tidak bisa melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Orang itu kemudian berjalan mendekati Ifrit sambil menyanyikan pujiannya. "Saya mendekat kepada Yang Mulia. Jadikan saya lebih baik dan limpahkan kemuliaan-Mu. Kelemahan yang melekat pada hamba-Mu, bersihkan dengan cinta Yang Mulia. Cinta kami ada kepada-Mu."

Semua orang terkejut, makhluk itu terdiam setelah mendengar pujian yang dilantunkan oleh orang itu. Semua orang mengira rencananya berhasil. Tapi Galam berpikir sebaliknya. Memang benar bahwa pria itu telah memberikan pujian yang indah kepada Ifrit, tetapi bagi Galam, itu tampak seperti buang-buang waktu dan pujian itu bukanlah untuk makhluk iblis itu.

"Apa itu bekerja?"

"Makhluk itu diam dan menikmati pujian?"

Tiba-tiba, makhluk itu tersenyum dan mengangkat pedang raksasanya. Galam, yang telah memperhatikan sesuatu yang aneh sejak awal, mencoba memperingatkan orang itu. "Hei! Cukup, berhenti dan lari dari sana!"

Namun seolah tidak mendengar, orang tersebut melanjutkan pujiannya. "Seperti elang yang mengepakkan sayapnya di atas, kami juga akan mengikuti jalan Yang Mulia. Dengan cinta Yang Mulia, kami—"

Cras!

Dengan satu tebasan, tubuh orang itu terbelah menjadi dua. Galam dan yang lainnya kaget melihat rekan mereka harus mati di tempat terkutuk itu lagi.

"Lari! Gerakkan kakimu!"