Suara deritan roda-roda brangkar terdengar begitu menggema di koridor rumah sakit.
"Maaf Tuan, Anda tidak boleh masuk dan tunggu di luar saja!" tahan dokter itu menghentikan pergerakan pria di depannya. Tampak sangat berantakan, kemeja putihnya itu sudah dipenuhi banyak darah. Tapi si empu sama sekali tidak memedulikannya, ia lebih fokus kepada pria yang baru saja di bawah masuk ke dalam ruangan IGD.
"Lakukan yang terbaik untuknya. Saya akan membayar berapa pun biayanya," ucapnya pada dokter di depannya.
TAP
TAP
TAP
Derap langkah kaki terdengar begitu nyaring masuk ke dalam pendengarannya.
"Maafkan aku Radit, aku tidak bisa menolongmu tadi," ujar Pragma meremas rambutnya kasar.
Nicolas berhasil menembak Radit tepat di dadanya, awalnya bidikan Nicolas tertuju pada Alister tapi pergerakan Radit lebih cepat dibandingkan dirinya melindungi Alister putranya.
"Jangan menyalahkan dirimu Pragma," ucap Rudolp menghampiri Pragma, menepuk pelan bahu pria itu.