Masih di tempat yang sama Alister menunggu kedatangan papinya. Anak itu menatap penuh permusuhan pada pria yang menculiknya, tangannya mengepal di ke dua sisi tubuhnya. Sedangkan yang ditatap hanya terkekeh kecil di tempatnya.
"Kenapa Nak? Apakah lukanya masih ingin ditambah, awalnya aku tidak ingin membuat luka di wajahmu itu. Tapi sikapmu sangat kurang a–"
"Kurang ajar bagaimana Tuan? Harusnya aku yang mengatakan itu kepadamu, kamu sudah menculik aku bukankah itu tindakan kriminal!" potong anak itu telak membuat pria itu refleks berdiri dengan mata melotot tajam. Geram melihat wajah songong bocah tersebut, baru saja ingin menghampirinya. Terdengar langkah seseorang tergesa-gesa ke arahnya.
HUFT....
"Tahan dan jangan biarkan emosimu menguasai dirimu!" batinnya dibalas kekehan oleh Alister.