Senyum Pragma mengembang melihat grafik keuangan perusahaannya, yang semakin naik dan berkembang pesat saja.
Pragma menutup dokumen grafik tersebut, saat melihat seorang office girl masuk ke dalam ruangannya.
"Selamat pagi Tuan," sapa wanita muda itu begitu ramah. Baju yang ketat serta rok ketat di atas lutut menjadi penunjang penampilannya.
"Hm," dehem Pragma tanpa menoleh sedikitpun. Dia kembali fokus berkutat dengan berkas-berkasnya.
Office girl tersebut mengembuskan napas gusar saat melihat respon dari Pragma, segera ia meletakkan secangkir teh yang dia bawah ke atas meja.
"Saya pamit Tuan, jika memerlukan ap–"
"Saya tidak memerlukan apa-apa darimu. Bawah kembali teh itu, karena saya tidak membutuhkannya," hardik Pragma dengan pandangan lurus ke depan. Dia tidak akan pernah melirik kepada wanita yang tidak penting di depannya, sedangkan office girl yang bernama Nancy itu menundukkan kepalanya.