TOK
TOK
"Masuk," teriak Pragma tanpa menghentikan tangannya bergerak lincah di atas keyboard laptopnya. Hari ini dia sangat sibuk akibat ada lima belas cliennya, menyetujui kerja sama dengannya.
"Jika aku mengembangkan perusahan teknologiku di London. Maka dalam beberapa waktu yang dekat aku harus tinggal di sana, tapi bagaimana dengan Gelora apakah dia ingin ikut denganku?" gumam Pragma menghentikan ketikan pada laptopnya. Pasalnya dia pernah memaksa Gelora untuk kembali ke London, tapi wanita itu malah mengamuk kepadanya. Sangat tidak setuju dengan ucapannya, bahkan pernah juga mengimingkan Gelora milyaran uang bulanan untuknya, berharap wanitanya itu mau mengikuti kemauannya untuk kembali ke London.
Tapi apa yang ia dapatkan Gelora malah berniat kabur darinya. Itu membuatnya sangat takut hingga berakhir Pragma harus mengunjungi psikiater saat traumanya kembali kambuh, dia sangat takut jika Gelora akan meninggalkan dirinya kembali.