Pragma duduk tenang di kursi kebesarannya di kantor, ia memutar-mutar kursinya ke depan lalu meletakkan McBook miliknya ke atas meja kantornya. Yang sangat bersih tidak ada berkas-berkas berhamburan di atasnya, semua berkas masing-masing berada di dalam map. Suasana di dalam ruangannya masih menyenangkan karena Pragma belum terlalu sibuk, semua pekerjaannya sudah ia kerjakan semalam. Setelah mengintrogasi dua bocah itu, Pragma tak bisa tidur mengingat jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari.
Karena tak bisa tidur maka dari itu ia memanfaatkannya untuk bekerja.
"Di sini tidak ada informasi jika wanita itu sudah menikah, lalu bagaimana aku bisa tahu wajah suaminya? Anak itu juga tidak pernah melihat wajah pria itu, ia hanya melihat wajah Danizah dan sepupunya Tara." Pragma terus berpikir keras.
TOK
TOK
KLIK
Karena malas berteriak Pragma mengambil remot kontrol pintu ruangannya, dalam sekali tekan pintu ruangan itu langsung terbuka.