Hening
Satu kata untuk mendeskripsikan di dalam ruangan tersebut. Pragma berkali-kali mengembuskan napas gusar menatap istrinya tak kunjung membuka matanya juga.
"Kenapa lama sekali, Sayang?" tanyanya lirih menggenggam tangan Gelora ke dalam rangkuman tangannya.
"Huftt aku bosan," imbuhnya meletakkan kepalanya di samping berangkar Gelora dekat tangan istrinya, yang tak di infus.
Pragma kembali menegakkan tubuhnya saat perban di kepala Gelora menarik perhatiannya.
"Apakah lukanya sangat separah itu, Sayang? Kasihan sekali kesayanganku," ucapnya lagi menatap sendu perban di kepala Gelora. Pragma melayangkan kecupan ringan pada dahi istrinya.
"Tenang saja Sayang, aku akan membalas perbuatan Rina kepadamu!" tekannya kembali duduk pada tempat semulanya.
"Rama," panggil seseorang dengan pelan dari belakangnya membuat Pragma menoleh.
"Ya Ibu?" tanyanya beranjak dari tempatnya berjalan menghampiri ibunya yang sudah nangkring di sofa.