Suhu tubuh Pragma masih saja panas meski sudah minum obat. Membuat Gelora semakin panik apalagi pria itu masih meracau tidak jelas menyebut dirinya ingin pergi dari sisinya gara-gara selingkuhannya.
Coba saja pria itu tak sakit Gelora ingin sekali memukul mulutnya itu. Tapi raut polosnya mengurungkan niatnya.
JDARR
Bunyi petir di luar sana dan hujan begitu deras mengguyur bumi membuat Gelora tak bisa tidur. Wanita itu merapatkan tubuhnya pada Pragma meskipun suhu tubuh pria itu hangat.
"Kompresannya harus segera diganti," gumam Gelora bangkit secara perlahan. Untungnya ia telah menyediakan wadah kompresan untuk Pragma.
"Cepat sembuh pria menyebalkanku, meskipun aku belum mencintaimu. Tapi percayalah bahwa aku menyanyagimu," bisiknya di telinga Pragma.
Gelora kembali memeras handuk kecil lalu meletakkan di dahi Pragma lagi.