Sekarang berbeda.
Ibunya jauh lebih baik daripada Wijaya Lesmana sekarang. Dia telah mencapai puncak yang tidak pernah disentuh Wijaya Lesmana.
Wijaya Lesmana seakan melihat ke lembah yang curam dan tidak bisa didaki. Dia tidak dapat melakukan apa-apa.
"Ini bukan dukungan. Kamu akan dibayar untuk usaha kamu sendiri. Ini bukan dukungan," kata Ayu Lesmana lagi. Berusaha menjelaskan dengan tenang.
"Begitulah cara ibu memberiku uang! Bukankah kamu juga belum membayar ibuku sebelumnya?"
Wijaya Lesmana memelototi Ayu Lesmana, "Bagaimana ini bisa sama, aku laki-laki, dan dia perempuan."
Ayu Lesmana memandang Wijaya Lesmana dan menarik napas dalam-dalam, "Ayah, apakah kamu terus akan mempertahankan kejantananmu seumur hidupmu?"
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan?" Wijaya Lesmana tiba-tiba menjadi tidak bahagia.