Dia telah berkencan dengan Hardiono, dan keduanya berpegangan tangan dan berpelukan. Tapi bagaimana ini tidak bisa dihitung sebagai hubungan.
"Kamu baik-baik saja. Mereka tidak melakukan apa-apa padamu!" Hardiono menatap tajam ke arah Wulan Juwita sekarang.
Wulan Juwita tampak dingin dari balik matanya.
Nadia Santoso menggelengkan kepalanya, "Tidak, tapi dia ingin menyerangku, walaupun dia tidak bisa mengalahkanku. Tapi ada apa dengan ayahmu, kenapa dia membiarkan wanita dengan kualitas seperti ini bergaul denganmu?"
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
"Jaga bicaramu. Kamu tidak pantas." Wulan Juwita segera membalas.
Nadia Santoso terlihat sangat dingin, "Kamu."
"Hei, kamu tidak tahu malu, jadi bersikap..."
"Bagaimana kamu mengatakannya." Sebelum Wulan Juwita bisa menyelesaikan kalimatnya, dia disela oleh Hardiono"
Hardiono memandang Wulan Juwita dengan sangat tidak senang, wajahnya benar-benar tidak sabar.