Sigit Santoso menurunkan alisnya dan melihat wajahnya. Ada bekas memar di tulang alisnya, dan dia bisa memikirkan betapa sakitnya ketika pukulan itu jatuh.
Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh wajahnya ketika telepon di saku celananya tiba-tiba berdering.
Sigit Santoso mengeluarkan telepon genggamnya itu, dan setelah menjawab telepon, dia mendengar raungan marah kakeknya.
"Sigit Santoso!"
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Sigit Santoso mengerahkan para veteran di seluruh kota dan bahkan kota sekitarnya untuk mengepung sasana tinju bawah tanah ini.
Departemen Kepolisian diminta untuk menghadapi sekelompok petinju dan Rudiantara yang menjadi bos di sasana tinju bawah tanah itu.
Di sana, solusinya diberikan dalam beberapa menit, dan masalah itu disampaikan kepada Kakek Budi Santoso.
Budi Santoso menjadi sangat marah, dan ketika dia melihat bahwa Sigit Santoso telah kembali dengan Ayu Lesmana, dia meningkatkan amarahnya.