Ayu Lesmana menarik napas dalam-dalam, dan dia meminta Andika menunggu di sini, dan berjalan keluar untuk membeli obat.
Ketika dia kembali, dia melihat Bagas meringkuk di lantai, mengerutkan dahi untuk menahan rasa sakitnya.
Ayu Lesmana melihatnya tertidur, dengan hati-hati berjongkok dan mengangkat pakaiannya di bawah lapisan tipis sweater, dan melihat tubuh anak laki-laki itu penuh dengan memar, yang mengejutkan.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Keesokan harinya Ayu Lesmana menelepon gurunya, Riska Atmajaya untuk meminta libur.
Dia menghabiskan waktu bersama Bagas di ruang bawah tanah yang sempit ini, walaupun Bagas masih mengabaikannya, dia tetap membantunya membeli makanan dengan Andika pada siang hari.
Pada pukul 5,30 sore, Bagas berangkat lagi ke sasana tinju.
Ayu Lesmana dan Andika mengikuti.
Tapi mereka bukan petinju atau staf, mereka hanya bisa memasuki ring tinju bawah tanah, bukan di belakang panggung.