Ayu Lesmana mengerutkan bibirnya dan menepuk dada Sigit Santoso, "Apakah kamu benar-benar menginginkannya?"
Dia masih mengedipkan matanya yang polos.
Sigit Santoso memandangnya, "Apa yang akan terjadi jika aku memikirkannya?"
Ayu Lesmana menjawab, "Hanya ... Memikirkannya sendiri?"
Sigit Santoso menyipitkan matanya, "Apa kamu tahu?"
Dia tidak bereaksi sebelumnya, sekarang dia berpikir, setiap kali dia mengatakan sesuatu, Ayu Lesmana benar-benar memahaminya dalam hitungan detik.
Ayu Lesmana tersedak oleh kata-kata ini. Dia memandang Sigit Santoso dengan serius, "Biologiku lebih baik."
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Bisakah kamu percaya ini?
"Hei." Telinga Ayu Lesmana sedikit panas, dan dia ingin berbicara dengan serius, "Sungguh, aku peringkat kedua dalam ujian tengah semester terakhir di kelas."
"Kamu memang benar-benar luar biasa." Sigit Santoso meremas wajahnya.