Dia meremas pergelangan tangan Eriana Gemilang dan tatapan matanya tenggelam.
Di jaman ini masih belum ada lampu jalan di gang-gang kota, dan jalan di depan hanya bisa dikenali dari cahaya bulan dan penduduk di sekitarnya.
"Seseorang mengikuti kita." Ayu Lesmana merendahkan suaranya.
Dia telah belajar anti-pengintaian dari Sigit Santoso, dan beberapa orang yang mengikuti sudah berada di belakang mereka sejak awal. Mereka sudah melewati tiga pertigaan jalan, tapi orang-orang itu masih berada di belakang mereka.
Dalam hal probabilitas tinggi, orang-orang ini tidak diragukan lagi ada di sini untuk mereka.
Eriana Gemilang menjadi pucat pada saat itu, dan kemudian dia bertanya dengan kaku, "Apakah karena aku mengatakan hal yang salah?"
Dia telah mengatakan sesuatu yang menentang Candra Pramono di radio dua hari lalu, dan sekarang dia diikuti.
"Ayu Lesmana, pergilah dulu." Eriana Gemilang menarik napas dalam dan mendorong Ayu Lesmana ke depan.