Dini terdiam agak lama, lalu seperti mengingat-ingat sesuatu. Entah kenapa jantungnya terasa berdebar-debar dan seolah enggan untuk berpikir jauh dengan hal yang ada di dalam pikirannya.
"Mbak tahu, nggak? Aku merinding lho, dengar hal ini," gumam perempuan itu dengan suara yang sedikit tertahan.
"Kenapa? Ada apa?"
"Sepertinya ... aku pernah mendengar hal ini beberapa bulan yang lalu, waktu di Sukabumi."
"Sukabumi?"
"Iya, Mbak. Ingat kan, kalau waktu itu Om Bara membawaku pergi ke Sukabumi untuk mengunjungi orang tua angkatnya, lalu kami malah langsung dinikahkan?"
"Iya. Aku ingat, kenapa?"
"Om Bara waktu itu sempat pingsan dengan tiba-tiba dan ... kebilangan kesadaran, Mbak. Ternyata dia memiliki trauma psikis dari satu kejadian berat yang pernah dialami dan membuat jiwanya terguncang hingga harus mendapatkan terapi."
"Oh, ya? Seorang seperti Bara pernah mendapatkan terapi kejiwaan? Waow! Benar-benar nggak nyangka, ya."