Sonya terdiam mendengar ucapan Maria yang seperti tidak mampu lagi mengeluarkan unek-unek di dalam hatinya. Ia tidak tahu kalau ucapan itu benar-benar disesali oleh wanita yang masih terlilit banyak hutang tersebut.
"Mm-- maaf," ucapnya lirih.
"Aku anggap tidak pernah mendengarnya. Pertemuan kita cukup sampai di sini saja. Tolong pikirkan baik-baik tawaranku ini, dan beri aku jawaban sebelum tiga hari. Selamat malam!"
Setelah mengucapkan salam perpisahan, Sonya pun berdiri dan berlalu pergi begitu saja. Ia meninggalkan Maria yang masih duduk terdiam tanpa mengucapkan apa-apa lagi.
"Apa lagi ini? Kenapa semua cobaan ini datang bertubi-tubi padaku ya, Tuhan?" keluhnya.
Pandangannya tertuju ke arah luar di mana banyak sekali orang yang lalu lalang dengan wajah-wajah tanpa beban. Sebagian dari mereka menenteng tas belanjaan yang kemungkinan berisi barang impian.
