Riki baru muncul setelah Reno duduk di cafe sekitar lima menit berselang. Pemuda itu memang makin mirip dengan ayahnya, terlebih penampilannya yang machoo dan mempesona dengan kaca mata hitam di atas kepala.
"Sudah lama, Om?" tanya pemuda itu.
"Tidak juga. Kopi?"
"Black coffe," jawabnya, sembari duduk.
Reno mengangguk, lalu memanggil seorang pelayan untuk memesan satu minuman lagi. Pria itu menyilangkan kaki, lalu meletakkan ponsel di atas meja. Tatapan matanya pun tertuju pada pemilik wajah tampan, anak dari orang yang telah merebut istrinya tersebut.
"So ... ada perlu apa kau meminta untuk bertemu denganku?" tanya Reno.
Riki hanya tersenyum, lalu melepaskan kaca mata yang nangkring di atas kepalanya dan meletakkannya ke atas meja bersama ponsel dan juga kunci motor.
"Baiklah. Tidak perlu berbasa-basi lagi, jadi aku akan langsung bicara ke intinya saja."
"Oke."
"Jadi begini--"
"Apa ayahmu tahu soal kedatanganmu ke mari?" tanya Reno, memotong perkataan pemuda itu.
