Maria terhenyak mendengar ucapan Dini dan langsung meremas jemari perempuan itu dengan lebih keras. Ia tidak pernah menyangka kalau kata-kata itu akhirnya keluar dari bibir sahabatnya tersebut.
"Kamu sudah gila?"
"Aku takut, Mbak--"
"Sadarkan dirimu, Dini! Jangan gila!" tegurnya.
Wanita itu pun berdiri dan memeluk Dini dengan kuat. Ia tahu kondisi sahabatnya sedang tidak stabil dan tidak dapat berpikir secara jernih pada saat ini.
"Aku takut nanti anak ini hanya akan menjadi beban buat ayahnya, Mbak."
"Sadar, Din! Jangan seperti ini. Kamu tidak boleh berpikir pendek tanpa memperhitungkan dampak yang akan kamu dapatkan kelak. Kamu akan menyesal jika melakukannya, Dini. Percayalah padaku!"
"Aku takut, Mbak. Aku takut ...."
Dini tidak kuasa lagi menahan emosinya dan langsung menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Maria. Semua ketakutan dan emosi yang terendap sejak beberapa hari yang lalu membuatnya begitu lemah dan terpuruk.
