Ketukan di pintu membuat Dini merasa lega dan langsung tersenyum, saat melihat kedatangan Maria. Wanita itu justru tertegun ketika melihat dirinya ditemani oleh Riki.
"Kok, kalian bisa barengan?" tanya Maria.
"Duduk sini, Mbak!" panggil Dini.
Riki pun tampak paham dan beranjak dan pergi menjauh, sedangkan Maria mendekat. Ia duduk di kursi yang ia tarik lebih mepet ke tempat tidur yang digunakan oleh Dini.
"Ini maksudnya apa?" bisik Maria, seraya melirik ke arah Riki yang mulai sibuk lagi dengan gadget-nya.
"Dia yang membawaku ke sini, Mbak. Ada dehidrasi ringan dan jadinya harus begini," jawab Dini, sambil menunjukkan pergelangan tangan yang terpasang dengan selang infus.
"Anak ini--"
"Iya. Dia ini Riki, anaknya Pak Bara," jawab Dini.
"Ohh ... gimana ceritanya? Dia kebingungan nyari kamu kemana-mana dari kemarin, ternyata sama dia?" ucapnya dengan mata yang membeliak heran.
"Sudahlah, lupakan saja, Mbak. Gimana keadaan Mbak, sudah membaik?"