Selama perjalanan, Dini sibuk memeriksa pesan di ponselnya yang terus menerus dikirimkan oleh Salma. Sesekali ia terdengar menghela napas dan menyentuh keningnya yang terasa pening.
"Mbak sakit?" tanya supir taksi.
"Oh, tidak, Bang. Saya baik-baik saja," jawab Dini, sembari tersenyum.
"Wajah Mbak terlihat pucat, jadi saya pikir kalau Mbak sedang tidak enak badan," ucap supir taksi itu.
"Saya ... sedang hamil, Bang."
"Oh! Maaf, Bu. Saya ... tidak tahu."
"Iya, nggak apa-apa, Bang!" jawab Dini, seraya tersenyum.
Mobil taksi itu melaju sedikit lebih cepat dan sang supir yang belum terlalu tua itu pun tidak lagi berbasa-basi seperti sebelumnya. Dini merasa bersyukur dan kini bisa menyandarkan kepalanya untuk beristirahat sejenak.
Sesampainya di depan rumah sakit yang dituju, Dini pun turun setelah membayar ongkos taksi sesuai angka yang tertera pada argometer. Perempuan itu memeriksa arloji di tangan kirinya sembari berjalan perlahan memasuki halaman rumah sakit.