Dini sengaja menunggu di teras rumah agar bisa langsung keluar begitu taksi yang ia pesan datang. Ternyata kendaraan bertarif sesuai argo itu datang sedikit terlambat. Setelah memastikan kalau taksi itu adalah benar yang dia tunggu, perempuan yang sedang hamil itu pun segera masuk ke dalamnya.
"Sendirian saja, Bu?" tanya supir taksi tersebut.
"Iya, Pak. Tolong cepat ya, Pak! Saya buru-buru," pinta Dini yang tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.
"Baik, Bu. Sebutkan saja ke alamat mana saya harus mengantarkan Ibu."
Dini pun menyebutkan lokasi toko di mana ia bekerja. Taksi itu meluncur dengan cepat di jalanan yang tidak terlalu ramai oleh lalu lalang kendaraan. Sepanjang perjalanan, Dini tidak berhenti mengecek ponselnya, berharap ada kabar dari Salma atau pun bosnya, Maria.
"Suaminya ke mana emang, Bu?"
"Kenapa, Pak?"
