Dini mencoba untuk tidak melihat ke arah Maria yang sedang menerima telepon dari Sonya. Ia menatap ke layar televisi dan berusaha untuk tidak mencuri dengar apa yang dikatakan oleh wanita berwajah penuh kharisma itu.
"Apa aku bisa meminta tolong padamu?"
"Boleh. Ada apa ya, Bu?" tanya Maria.
"Apa perempuan itu masih bekerja di toko milikmu?"
"Kenapa? Maksud Bu Sonya siapa, ya?"
"Kamu tahu siapa yang aku maksud. Aku beri waktu dua hari, ya! Kamu pecat dia, atau aku akan menghancurkan usahamu. Aku tidak main-main."
"Maksudnya apa, ya? Aku nggak paham--"
"Jika kamu mengikuti apa yang aku minta, aku akan justru akan membuat tokomu semakin besar. Hubungi aku jika kamu sudah memikirkannya dengan baik."
Panggilan telepon itu terputus sebelum Maria mengucapkan salam perpisahan. Wanita itu menghela nafas, lalu meletakkan ponselnya kembali ke tempat semula.
"Apa dia tahu kalau aku berada di sini?" tanya Dini seraya menatap mata sahabatnya yang tampak bingung.