Riki menghela nafas, lantas berdiri di pinggir jalan setelah meninggalkan ibunya tanpa menghiraukan panggilannya. Ia tidak pernah menyangka kalau dalam hitungan jam saja telah kehilangan segalanya. Tidak mungkin ia kembali ke rumah setelah dibuang keluarganya dengan sengaja.
"Taksi!" panggilnya, ke arah taksi yang datang dari kejauhan.
Selama perjalanan, Riki hanya diam dan merasa bingung dengan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya. Terus melawan orang tuanya atau kembali tunduk dan meninggalkan Dini yang akan memiliki bayi dalam beberapa bulan ke depan.
"Oh, iya. Ponselku," keluhnya, ketika mengingat pesan yang dikirimkan oleh Reno dan belum sempat ia baca.
"Kenapa, Mas?" tanya supir taksi, saat melihat wajah Riki yang tampak kebingungan.
"Tidak apa-apa."
"Oh! Mau turun di mana?"
"Bentar lagi nyampe," jawabnya.