Riki segara membuka pintu dan membiarkan Dini keluar kamar lebih dulu. Dokter membolehkan perempuan itu pulang setelah memastikan bahwa kondisi tubuhnya sudah kembali fit dan pulih, meskipun masih harus ditopang dengan beberapa tablet vitamin dan juga suplemen makanan tambahan.
"Kita naik taksi nggak apa-apa, kan?" tanya Riki.
Dini hanya tersenyum mendengar ucapan Riki yang seolah memang ingin membuatnya terlihat santai. Bagaimana pun, perdebatan yang terjadi antara dirinya dan kedua orang tua sangat mengganggu pikiran perempuan itu.
"Apa kau merasa lebih baik untuk menggunakan kursi roda?" tanya Riki.
"Enggak usah, Riki. Aku beneran nggak apa-apa. Kemarin itu mungkin cuma kecapaian aja."
"Makanya itu ... jangan capek-capek lagi. Aku ambilkan kursi roda, ya!"
"Nggak usah, Riki."
"Atau kamu mau aku gendong?" tukasnya dengan senyum simpul.