Merasa tidak melihat siapa pun di sebelahnya, Dini kembali menatap wanita berkulit putih itu. Antara kesal dan penasaran, ia seolah menunggu penjelasan selanjutnya dari Teh Lilis.
"Maksudnya apa?" tanya perempuan berambut panjang itu, merasakan debaran dalam dadanya yang sedikit lebih cepat.
"Teteh tahu, kau tidak akan percaya dengan kata-kata saya. Tapi kalau misalkan sekarang saya sampaikan apa yang dia katakan, apa kau mau mendengar?"
"Jadi maksu Teteh, dia ada di sini?"
"Aku sudah bilang padamu. Dia sedang berdiri di dekatmu sekarang, pakai baju putih dan wajahnya sangat cantik."
"Enggak. Teteh pasti bohong, kan? Itu tidak mungkin," jawab Dini, merasa dipermainkan oleh ucapan wanita berparas jelita itu.
"Apa kau pikir, dia masih memerlukan kursi roda?"
Kali ini wajah Dini langsung berubah pucat dan meremas jemarinya sendiri yang gemetar. Jadi Teh Lilis ternyata tahu kalau Alika sepanjang hidupnya hanya berada di kursi roda.