Bara terus saja tersenyum melihat Dini yang berjalan di sampingnya dengan memegangi handuk. Dokter baik itu rela memberikan sandal jepitnya untuk Dini meski ukurannya tidak sesuai.
"Berhentilah tersenyum! Pak Satpam akan merasa heran kalau melihat Om malah kayak orang nggak waras setelah dapat jahitan dari Dokter."
Alih-alih berhenti tersenyum, Bara malah tertawa dan membuat perempuan itu menghentikan langkahnya. Ia menatap kesal ke arah pria yang baru saja mendapatkan tiga jahitan di keningnya itu.
"Bisa diem, nggak!?" pintanya dengan ketus.
Mengetahui kalau Dini merasa kesal, pria itu langsung merengkuhnya dengan erat. Ia tidak memberikan kesempatan saat perempuan itu meronta dan berusaha melepaskan diri. Sebuah kecupan mendarat di pucuk kepala perempuan itu dengan lembut.
"Apa yang Om lakukan? Pak Asep ada di luar dan bisa saja melihat kita," bisik Dini.
"Tidak ada siapa-siapa di sini."
"Perawat di sana sedang memperhatikan kita, Om!"