Sonya mengernyitkan dahinya, lalu menatap Dini yang terlihat seperti orang yang menyembunyikan sesuatu darinya. Terlebih perempuan itu beberapa kali terlihat meneguk air mineral, seperti sedang gusar dan tidak merasa nyaman.
"Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu?"
"Kenapa? Apa maksud Kak Sonya? Aku tidak menyembunyikan apa-apa," jawab Dini sembari tersenyum jengah.
"Kau tidak bisa membohongiku, Dini. Kau terlihat sangat gusar sekarang," ucapnya.
"Benarkah?" gumamnya lirih, tidak menyangka akan sementara itu menyembunyikan kebohongan.
"Kau tidak akan bicara?" tanya Sonya, dengan tatapannya yang mengintimidasi.
"Sebenarnya ... ada yang ingin aku katakan padamu, Kak. Tapi kupikir, akan lebih baik jika tidak dibicarakan."
"Kenapa?"
"Ini soal ... Mbak Pur," ucapnya lirih.
"Mbak Pur? Memangnya kenapa dia?"
"Sebenarnya ... sudah lama, tapi rasanya kok, nggak etis aja kalau dibicarakan begini," ucap perempuan itu.
"Apa, sih? Katakan saja!"
