Dini hanya menunduk, rona wajahnya pun tampak sedikit pucat meski kedua pipinya terasa menghangat. Di satu sisi ia merasa malu, tapi di sisi lain juga merasa putus asa dengan keadaan dan hanya bisa pasrah.
"Berhentilah menatapku," gumam Dini lirih pada pria yang hampir tidak berkedip itu.
Alih-alih mengalihkan pandangan, pria itu justru merengkuh bahunya lebih merapat disusul dengan satu kecupan lembut di pucuk kepala.
Dini semakin mengeluh pasrah dan memwjamkan mata, tidak berani melihat ke arah lain. Seluruh tubuhnya membeku, menyadari telah tertangkap basah oleh rekan kerjanya, Salma. Tetapi ia tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya pada Bara. Sepertinya ia terlalu senang hingga seperti orang yang sedang mabuk kepayang.
"Silakan!" ucap penjual bubur saat mengantarkan makanan dan dua gelas minuman yang telah dipesan.