Setelah kembali dari rumah Bara dan kembali ke rumah sakit, Reno lebih banyak diam. Beberapa kali pria itu me-reject panggilan ponsel dan menyandarkan punggung di dinding kamar rawat di mana istrinya masih terbaring lemah. Kali ini, tidak ada lagi tali yang mengikat kedua pergelangan tangan perempuan itu.
"Ceraikan dia."
Kata-kata Bara masih terngiang-ngiang di telinganya. Seharusnya ia sudah tidak memiliki alasan lagi untuk mempertahankan Dini di sisinya, tapi entah kenapa ia merasa ada yang mengganjal di dalam dada hingga kini merasakan sesak yang tidak dapat ia mengerti.
"Aku mau pulang," ucap Dini tiba-tiba.
Reno tercenung sebentar, lalu memperhatikan sang istri yang tampak berada di posisi semula, tanpa bergerak atau menoleh ke arahnya.
"Kita tunggu apa kata Dokter--"
"Sekarang!" tegas perempuan itu. Kali ini ia menoleh dan menatap mata suaminya dengan sorot mata yang terlihat dingin.