Dahulu kala terdapat 4 roh yang menjaga desa linqia,roh tersebut berbentuk hewan yaitu hewan elang,naga,kura kura, dan macan putih, akan tetapi saat ini kebenaran tentang ke 4 roh tersebut hanya dongeng pengantar tidur semata.
Desa linqia bertepatan di lereng bukit Lawu Medan terjal dan penggunaan yang di Kelingi hutan lebat, membuat desa itu terisolasi dari dunia luar desa yang damai penduduk yang ramah membuat orang ingin berkunjung ke sana, akan tetapi karena Medan terjal di tambah para monster yang tinggal di hutan sangat kuat membuat para petualang enggan pergi ke sana.
Dengan pakaian compang camping pria paruh baya berjalan perlahan, "Tolong... beri kan aku air," dengan Suara terpatah patah pria tersebut berjalan perlahan dengan melambaikan tangannya berharap ada seseorang yang membantu, ia pun belok ke warung makan yang ada di desa linqi.
Bukan nya pedagang itu membantu ia malah mengusir pria tersebut, "Pergi sana dasar gembel nanti pelanggan ku kabur semua." Bentak pedagang.
Tak lama kemudian Sura benturan meja terdengar dari arah kiri, "Hei pedagang sialan kenapa kau kasar sekali ia hanya ingin minta minum," ucap pria muda berumur 14 tahun berambut hitam yang memiliki tinggi 165 cm ia bernama Lin qi si anak pemungut kayu.
Ia pun berjalan ke arah pria paruh baya sambil membawa air minum, "Paman ini minum dulu, kalau boleh tahu nama mu siapa dan kau berasal dari mana," tanya Lin qi.
Setelah pria itu meminum air yang di berikan lin qi tiba tiba cahaya muncul di sekujur tubuhnya ia pun berubah menjadi dewa roh.
"Kau adalah pemuda yang sangat baik, dengan ini aku memberikan mu kekuatan roh naga, ingat guna kan kekuatan ini untuk kebaikan," setelah berkata seperti itu tiba tiba dewa roh menghilang.
Tak lama kemudian cahaya muncul di sekujur tubuh lin qi. ia pun merasa kesakitan, "a.. tolong," ucap lin qi sesaat kemudian rasa sakit nya mereda.
Ia pun segera berdiri dan berjalan kehutana
"Ah..apa apan paman tadi," ucap linqi sambil memungungut kayu bakar.
Setelah dirasa kayu yang di kumpul kan nya cukup banyak linqi pun berjalan pulang, "lapar sekali," ucapnya sambil memegang perut di saat ia akan sampai ia melihat gumpalan asap dari arah desa ia pun segera bergegas menuju kearah asap tersebut.
Ia pun terkejut karena desa yang ia tinggali terbakar, dalam kobaran api tersebut linqi berlari sambil berteriak-teriak untuk meminta bantuan akan tetapi ia tak menemukan satu orang pun di sana dalam rasa cemas tersebut linqi mencoba berpikir dengan tenang.
"Mungkin saja mereka ada di aula desa," ucap linqi ia pun segera bergegas menuju ke sana.
Setelah sampai di sana ia melihat seluruh penduduk desa sedang berbaris dengan posisi bersujud di depan barisan tersebut berdiri seorang yang bertanduk dan memiliki sisik hitam di kedua lengannya ia pun mempetikan jarinya seketika warga desa bercucuran darah dan mati, melihat kejadian tersebut terpancar aura yang sangat kuat dari tubuh lin qi dengan luapan emosi yang sangat besar ia pun menyerang pria bertanduk itu dengan pedang yang ada di punggung nya.
"Siapa kau dasar sialan," ucap lin qi sambil menyerang pria bertanduk.
"Cih dasar serangga lemah kau tak perlu tau siapa aku," ucap pria bertanduk.
Ia pun menggakat senjata nya lalu menghempaskan tubuh lin qi ke arah jurang.
Hampir saja Lin qi terjatuh jika ia tak tersangkut di ranting liar mungkin ia sudah hancur.
Pria bertanduk pun menghilang, dengan keringat yang terus menerus menetes Lin qi tetap berusaha untuk menyelamatkan dirinya.
"Sial apa apan kekuatan orang tadi,di saat yang sama ia berjanji di dalam hatinya, mulai hari ini aku akan berlatih untuk mengalahkannya,"
Tiba tiba langit memunculkan kilatan petir yang sangat dahsyat.
Hari demi hari ia berlatih sendiri di desa yang tak berpenghuni aura kesepian yang menyergapinya membuat nya tak menyerah keringat yang terus menetes dan luka badan yang terus tercipta menandakan ia bersungguh sungguh melakukan latihan, saat merasa ilmu nya tak berkembang ia pun pergi ke bukit Lawu untuk menemui seorang petapa yang di rumor kan sangat kuat tak mau basa basi ia pun memanjat bukit Lawu dengan badan yang penuh luka memar itu.
Akan tetapi saat Lin qi hampir mencapai puncak ia di Serang oleh monster yang bernama
Ponix fire monster yang berbentuk seperti
Elang akan tetapi sekujur tubuhnya di selemuti api.
Dengan tangan kanan yang memegang bebatuan Yang curam dan tangan kiri yang bersiap menarik pedang ia pun memberanikan diri untuk melawan monster itu, dengan sekuat tenaga ia mencengkram bebatuan yang licin sambil memijak bebatuan yang ada di kakinya ia berhasil naik satu langkah ia pun melakukan hal tersebut secara terus-menerus akan tetapi ia menyadari bahwa cara yang di lakukan nya tak efektif alhasil ia merobek bajunya lalu membuat tali dari kain setelah tali tercipta ia melumuri tali tersebut dengan cairan Anti api yang ia persiapkan, tak lama kemudian ia melempar kan tali tersebut ke kaki ponix fire, setelah tali terkait ia pun menarik tubuh ponix fire dengan sekuat tenaga alhasil ponix fire terbentur di saat yang sama Lin qi melompat ke atas dengan memijak tubuh ponix fire yang hampir sekarat akibat benturan tadi. karena tekanan yang di berikan oleh Lin qi sangat lemah dan gaya gravitasi semakin berat membuat nya terpeleset dalam situasi tersebut Lin qi sudah pasrah akan nyawa nya, dalam rasa putus asa tiba tiba Sorang peria tua menyelamatkan nya, ia berjalan di langit dengan menggunakan udara sebagai alat pijakan nya setelah pria tua itu berhasil menggapai tangan lin qi pria tua itu pun melempar kan tubuh Lin qi ke atas bukit.
"Whaha... Kau sangat nekat sekali bocah, melawan ponix fire dengan posisi seperti tadi, tapi aku sangat memuji keberanian mu itu," ucap pria tua yang berumur sekitar 85 tahun sambil memegang tongkat kecil untuk menompak tubuh tua nya, di saat yang sama pria tua itu tertawa bahagia karena hanya dia lah yang mampu memanjat bukit Lawu.
"Siapa kau? Kekuatan macam apa tadi kau seperti terbang, dengan raut wajah terkejut, Lin qi pun melanjutkan untuk berbicara lagi setelah ia menarik nafas nya, oh iya paman terimakasih atas bantuannya nya tadi,oh iya satu lagi apakah kau tahu petapa bukit ini," ucap lin qi.
"Tanya satu satu goblok," ucap pria tua sambil memukul kepala lin qi dengan tongkat nya.
"Woy pria tua apa apan itu tadi kau mau bertarung ya," tantang Lin qi.