Sasuke berniat membeli sesuatu di kota untuk keluarganya. Sepanjang perjalanan, ia melihat sebuah kertas panjang yang terpampang wajahnya dan deretan tulisan yang begitu mengerikan.
Nuke Nin berbahaya, Uchiha 'iblis' Sasuke! Dia dicari oleh seluruh klan besar di tanah Konoha. Bagi yang bisa menemukannya dalam keadaan hidup atau mati maka Ketua Klan Hyuuga akan memberikan setengah kekayaan mereka. Klan Aburame dan klan Inuzuka akan memberikan sejumlah emas, klan Yamanaka dan Akimichi besarnya Naara akan memberikan pelatihan khusus kekkai genkai jutsu rahasia mereka. Sementara Uzumaki Naruto bersama Lee dan Tenten akan menjamin keselamatan atas orang yang berhasil menemukan Sasuke itu.
Dalam pengejaran, klan Ootsutsuki-lah yang paling genjar mengejar Sasuke. Misi pengejaran bahkan dipimpin oleh Toneri. Mantan calon suami Hinata. Bahkan mereka hampir saja menikah jika Naruto tidak datang.
Sasuke memaki dalam hati. Dia mengutuk siapa pun yang menyebarkan brosur laknat itu.
.
.
Sasuke dikejar oleh orang-orang dari klan Ootsutsuki yang katanya keturunan Kaguya langsung dari silsilah Hamura dan beberapa ninja Konoha. Kekuatan mereka lebih dari kata hebat dibanding Sasuke yang sendirian. Dengan Naruto saja ia kalah, apalagi dengan sepuluh Ootsutsuki pilihan yang terlatih dan ninja Konoha berbakat seperti yang mengejarnya pada malam kini.
"Menyerahlah, Sasuke! Kembalikan gadis yang bukan milikmu. Kau lebih rendah dari pencuri! Hinata hanya milik Naruto!" Suara lantang itu adalah suara dari Shikamaru.
"Pencuri hanya mencuri milik orang lain. Sementara kau? Kau mencuri milik sahabatmu, saudaramu yang mati-matian membelamu. Iblis Uchiha memang tak pernah tahu cara membalas budi. Senantiasa membalas air tuba ketika diberi susu. Kalian bahkan lebih hina dari anjing!" Sai menimpali dengan senyuman palsu yang tersungging setelah kalimat tadi ia ucapkan.
Kebetulan Ootsutsuki dan Shikamaru bersama Sai bergabung malam itu.
Darah Sasuke mendidih ketika mendengar itu. Namun, ia sadar kalau dirinya bisa mati konyol jika melayani hinaan-hinaan para squad pasangan NaruHina.
Jutsu mereka tak diragukan lagi kehebatannya. Sai mantan pasukan elite Anbu yang pernah hampir berhasil membunuhnya. Shikamaru si ahli strategi dan genius. Ootsutsuki yang agung, pemilik asli cakra yang ada di muka bumi.
Karena terdesak, ia mengeluarkan jurus teleportasi untuk menjauhi para Ootsutsuki yang gencar mengejarnya. Rasa-rasanya ia ingin pulang ke rumahnya. Menemui seorang wanita yang dicintai sahabatnya. Namun sebelum pulang, ia lebih dulu mengambil sesuatu dari ladang kecilnya.
"Hinata," lirih Sasuke membisikkan pada dirinya sendiri.
"Jadi benar. Hinata bersamamu, Sasuke?" suara dingin dan menuduh itu membuat Sasuke tersentak.
Suara tersebut milik laki-laki itu. Laki-laki yang batal menikahi Hinata karena ulahnya. Laki-laki yang bukan hanya sahabat baginya tapi juga saudara.
"Naruto," desis Sasuke.
Tak menyangka kalau mereka akan bertemu di ladang kecil kepunyaan Sasuke. Naruto berhasil menemukannya.
"Di mana Hinata-ku, Sasuke?!" Naruto bertanya lagi. Kali ini semakin dingin. Matanya menusuk menatap Sasuke.
Sasuke terkekeh. Ada nada mengejek yang ditawarkan Sasuke dalam tawanya.
"Seolah dia milikmu, Naruto. Sejak malam itu, Hinata hanya akan menjadi milikku." Sasuke berujar tak kalah dingin.
"Brengsek! Dia memang milikku!"
"Hinata istriku!"
Naruto terdiam. Tak sanggup memercayai perkataan kawan karibnya ini. Walau ia sudah diberitahu oleh Ootsutsuki Toneri mengenai kabar ini. Namun, mendengar langsung dari laki-laki yang merebut kekasihnya, membuatnya lebih hancur.
Sebenarnya, Sasuke yang merebut atau Naruto yang justru melepaskannya?
"Kau benar-benar keterlaluan! Kubunuh kau! Sasuke!!" Naruto menggerung. "Setelah membunuh Sakura, kau malah mencuri calon istriku, Uchiha Laknat!"
Sasuke tertawa hambar. "Kau tahu apa yang sebenarnya terjadi, Uzumaki. Membunuh dan mencuri katamu? Siapa yang sedang kau bicarakan? Aku atau kau?"
"Sasuke!!!"
Sesungguhnya apa yang membuat Naruto dendam sekali pada Sasuke. Karena Hinata yang dirampasnya atau malah kematian Sakura oleh Sasuke.
"Kau mencuri hati Hinata kemudian kau membunuh perasaan cintanya. Kaulah yang pantas mendapat julukan yang kau teriakkan tadi padaku, Naruto."
"Diam kau, Brengsek!!!" Teriak Naruto.
Bruk!!
Naruto terjatuh karena pukulan di kepala bagian belakangnya. Bagaimanapun juga, Naruto masihlah menjadi Naruto yang ceroboh. Dia tak tahu kalau akan ada yang memukulnya.
Sasuke terbelalak saat melihat pelakunya.
"Inuzuka Kiba?"
Kiba memamerkan seringaiannya. "Naruto adalah sahabatku, itu memang benar. Bahkan dia juga sahabatmu. Namun, Hinata bukan hanya sahabatku, tapi juga saudariku."
"Dan suami saudari kami, wajib dilindungi!" Shino mengimbuhkan. Ia tak mau hanya Kiba yang terlihat keren. Ia ingin berpartisipasi juga.
"Aburame Shino?"
"Yo, Sasuke!" Kiba dan Shino menyapa bersamaan. Kiba penuh semangat dan Shino dengan suara datarnya.
Sasuke tidak mengerti alasan Kiba dan Shino membantunya lepas dari Naruto sementara klan mereka juga menawarkan harga yang mahal bagi buronan sepertinya.
"Kakakmu mencintai desa dan mencintaimu, Sasuke. Begitu juga kami. Kami mencintai sahabat dan saudari kami. Lebih dari itu, kami tahu kenyataan sesungguhnya."
Sasuke langsung memeluk Kiba ketika majikan Akamaru itu menyelesaikan kata-katanya.
"Pergilah! Pasukan elite Konoha akan datang. Bawalah Hinata dan putra-putra kalian jauh dari sini!" titah Shino.
Sasuke mengangguk. Ia mengucapkan terima kasihnya pada dua sahabat Hinata. Sasuke berasumsi, Hinata-lah yang mengirimi kabar tentang mereka kepada Shino dan Kiba. Ikatan mereka sungguh murni tanpa aib. Mulai kini, ia menjadikan tim Kurenai-sensei menjadi tim kesukaannya.
"Aku berjanji, setelah nama Neji Nii-san dan Itachi Nii-chan, nama kalian lah yang akan kukenalkam pada putra-putraku sebagai paman mereka."
Kiba dan Shino tersenyum. Di belakang mereka, ada Hiashi yang mengawasi tanpa ada siapa pun yang tahu.
"Terima kasih," ucapnya pelan sekali. Hingga angin saja tak dapat mendengarkan. "Berbahagialah, Putriku. Maafkan ayahmu ini."