Chereads / Alexa's Dream And Love / Chapter 51 - Bab 51. Aku akan selalu melindungimu.

Chapter 51 - Bab 51. Aku akan selalu melindungimu.

*Flash back on*

13 tahun yang lalu, Dubai International Airport

"Alexa tidak mau pergi, Oma! Alexa takut naik pesawat, tinggi, Alexa takut," tangis Alexa, gadis kecil itu ternyata phobia ketinggian.

Erna terlihat sangat bingung. " Kan, ada Oma. Nanti kamu tidur saja biar tidak takut lagi, ayo dong sayang, nanti kita akan ketinggalan pesawat kalau tidak segera naik," bujuk Erna sekuat tenaga agar Alexa kecil mau naik pesawat.

"Tidak mau! Oma jahat!" Alexa kecil kembali menangis sesenggukan dan menjadi tontonan para calon penumpang pesawat yang lain.

Erna hampir merasa putus asa karena tidak mampu membujuk cucunya, tapi tiba-tiba saja terjadi hal yang tidak terduga. Seorang anak laki-laki tampan berusia sekitar 10 tahunan berjalan menghampirinya dan juga Alexa.

Rupanya sedari tadi bocah laki-laki tersebut terus memperhatikan Alexa yang tepat duduk diseberang kursi di ruang tunggu.

"Kamu kenapa menangis? Nanti air matamu kering, loh." tanya bocah itu polos.

Alexa seketika terdiam, wajahnya terangkat sambil menatap ke arah anak laki-laki itu. "A–Alexa ti–tidak mau pergi," ucapnya sambil sesenggukan.

"Kenapa kamu tidak mau naik pesawat?"

"Alexa takut naik pesawat, pesawatnya pasti terbang tinggi. Alexa takut ketinggian," jawabnya polos, bibir mungilnya sesekali mengeluarkan suara isakan.

"Kamu jangan takut, ya? Ini ... pakai kalung ini, pasti kamu tidak akan takut lagi. Kata Mama dan Papa, liontin ini dibuat dengan penuh cinta, anggap saja ini sebagai jimat pelindungmu agar kamu tifak merasa takut lagi." anak lelaki itu menyodorkan sebuah kalung liontin cantik yang di dalamnya terdapat bunga Dandelion yang diawetkan.

"Ini liontin punya siapa, Nak?" tanya Erna kepada bocah laki-laki itu.

"Ini punyaku, Oma. Hadiah dari Mama dan Papa," jawab bocah itu.

"Tapi ... ini adalah barang yang sangat berharga, kenapa kamu berikan kepada Alexa?"

"Supaya Alexa tidak merasa takut lagi," jawabnya seraya memakaikan kalung itu ke leher Alexa kecil.

"Alexa cantik, jangan takut lagi, ya? Kalau kakak sudah besar dan menjadi pria yang kuat. Kakak janji akan selalu melindungi Alexa," janji bocah itu sambil mengelus puncak kepala Alexa dengan penuh sayang.

"Janji ya, Kak?" Alexa kecil menyodorkan jari kelingking mungilnya kepada bocah lelaki itu yang kemudian jari mereka saling bertautan.

"Umm, janji. Suatu hari nanti, kakak akan mencarimu untuk menepati janji kakak! Kakak akan selalu melindungimu," janjinya lagi kepada Alexa kecil lalu keduanya tersenyum manis.

"Tuan muda Ayden, ayo kita pergi! Sudah waktunya kita berangkat, tuan Roger sudah menunggu kita," ucap salah seorang pria yang sepertinya seorang pengawal dari bocah itu lalu pria membawa bocah lelaki itu pergi bersamanya

Mata mungil Alexa dan bocah itu terus saja saling menatap meski jalan yang mereka ambil berlawanan dan terpisah oleh takdir.

Makna bunga Dandelion itu sendiri adalah. Pengharapan, cinta, kebahagiaan, keceriaan serta Kesetiaan!

Saat bocah laki-laki itu memberikan kalung liontin bunga Dandelion miliknya kepada Alexa. Detik itu juga janji, kesetiaan, cinta, harapan dan kebahagiaannya telah ia serahkan sepenuhnya kepada Alexa. Yang berarti takdirnya telah terukir dan terikat kuat dengan takdir Alexa.

*Flash back off*

***

"Jangan sakiti Alexa! Aku sudah memperingatkan paman, bukan? Jika paman berani menyentuh atau melukai Perempuan yang sangat aku cintai, aku bersumpah tidak akan pernah melepaskan paman!"

"Aku rela mengorbankan nyawaku sendiri demi melindungi Alexa! Jadi, Paman jangan pernah berani berpikir untuk menggunakan Alexa sebagai alat untuk menghancurkan Indra! Karena aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi!"

Sorot mata Daniel sangat tajam, penuh ancaman. Namun, Roger hanya tertawa terbahak-bahak. Lelaki kaku yang tidak pernah mengenal arti kata cinta itu hanya menganggap ucapan Daniel sebagai gertak sambal saja.

"Paman ingin lihat, sejauh apa kamu bisa melindungi gadis kecilmu itu. Paman juga merasa sangat penasaran dengan reaksi Alexa dan juga Indra saat mereka tahu penyamaranmu dan juga misi balas dendammu itu," ucap Roger sambil berlalu pergi meninggalkan Daniel.

'Aku akan membuatmu tunduk, Daniel! Lihat saja nanti, aku akan membuatmu menderita,' ucap Roger di dalam hati seraya berjalan lurus ke depan.

Tangan Daniel mengepal kuat menahan amarah. AKKKHHHH!!" dengan sekuat tenaga ia memukul batang pohon pinus untuk melampiaskan emosinya hingga membuat punggung jari-jarinya terluka.

Perasaan Daniel saat ini sangat kalut, bingung tak karuan. Ia paham betul akan tabiat pamannya yang tidak main-main kalau sudah berucap.

Yang paling Daniel takutkan hanyalah kalau Alexa tahu tentang penyamarannya serta tujuannya masuk ke dalam keluarganya hanya untuk menjalankan misi balas dendam saja. Ia sangat takut kehilangan Alexa dan takut nanti Alexa membenci dirinya kelak, tak mengapa kalaupun nantinya ia akan mati di tangan Indra asalkan ia tidak akan kehilangan Alexa.

***

"Alexa! Tunggu!"

Daniel berlari menghampiri Alexa yang sedang menuntun kuda yang akan ia tunggangi untuk berkompetisi dengan Shella. Gadis itu mengacuhkan Daniel yang terus memanggilnya, ia tak mau menoleh sedikitpun ke arah pria yang sudah ia cap sebagai seorang pengkhianat itu.

"Alexa! Tunggu, ada yang ingin kak Daniel bicarakan denganmu," ucap Daniel seraya mencengkeram lengan Alexa.

"Tidak ada lagi yang harus dibicarakan," ucap Alexa dingin.

"Ada!" Daniel berdiri tepat di hadapan Alexa dengan merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi gadis itu agar tidak bisa lewat.

Alexa mendengus kesal lalu ia berjalan mendekati Daniel dan berdiri tepat dihadapan pria yang muka terlihat sedikit lebam.

"Ini dan ini, bukan?! Yang ingin kak Daniel bicarakan?!" dengan emosi, Alexa membuka 1 kancing kemeja Daniel kemudian menunjuk dada dan leher Daniel tepat pada bekas ciuman Shella tadi.

"Lex, itu hanyalah kesalahpahaman saja, kak Daniel ta–"

"Cukup! Cukup, kak. Alexa lihat dengan mata kepala Alexa sendiri, kalau kak Daniel sangat menikmati ciuman mesra Shella. Harusnya kak Daniel bisa menolaknya! Tapi yang kakak lakukan sebaliknya, kalau kak Daniel cinta sama Shella, pergi!! Temui Shella dan katakan kalau kak Daniel mencintainya."

"Lex, bukan begitu! Kak Daniel hanya mencintaimu! Bukan Shella atau gadis manapun juga!"

"Bulshit! Alexa sama sekali tidak percaya dengan kata-kata kak Daniel! Pergilah ke pelukan Shella, dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku," usir Alexa sambil mendorong dada bidang Daniel agar menjauh dan tidak menghalangi jalannya.

"Lex! Kak Daniel mohon, percaya ucapan kakak. Kak Daniel tidak pernah sekalipun mencintai Shella," ucapnya sambil terus mensejajarkan langkahnya dengan Alexa.

Alexa menghentikan langkahnya kemudian menatap wajah Daniel. "Kalau kak Daniel tidak mencintai Shella, lalu kenapa kak Daniel bisa berduaan dengan Shella? Kenapa kak Daniel tidak menolak kecupan mesra Shella pada dada dan juga leher kak Daniel? Cepat jawab! Beri penjelasan kepada Alexa, Kak," desaknya.

Daniel hanya terdiam dan semakin membuat Alexa emosi. Setelah pertemuannya dengan Roger, pikiran Daniel menjadi sangat kacau. Bahkan lidahnya menjadi kelu tak dapat berucap.

"Kenapa? Tidak bisa jawab? Baiklah kalau begitu, mulai detik ini juga hubungan diantara kita sudah berakhir. Alexa akan melupakan kak Daniel, jangan khawatir, kita masih bisa berbicara seperti layaknya adik kakak. Dan Alexa ikhlas melepaskan kak Daniel pergi ke pelukan Shella," putus Alexa lalu ia melepas cincin pemberian Daniel yang tersemat di jari manisnya.

"Tidak, Lex! Kak Daniel yang tidak ikhlas!"

"Sudah terlambat! Alexa sudah terlanjur kecewa dan sakit hati karena pengkhianatan yang kak Daniel lakukan di belakang Alexa!"

Tangan Alexa meraih tangan Daniel, gadis itu memberikan cincinnya ke dalam genggaman tangan Daniel. "Berikan cincin itu kepada Shella," ucapnya kemudian.

"Bukan ini yang kak Daniel inginkan, Alexa! Kak Daniel hanya menginginkanmu! Bukan Shella! Soal ciuman itu, kak Daniel memang bersalah. Tapi kak Daniel berani bersumpah, kejadiannya bukanlah seperti yang kamu pikirkan, tolong percaya kepadaku," mohon Daniel dengan wajah memelas.

"Pergi, biarkan Alexa menyendiri dulu." hanya kata itu saja yang mampu Alexa ucapkan saat ini, karena saat ini hatinya masih terluka.

Tak ingin berlama-lama berbicara dengan Daniel, Alexa langsung menunggangi kudanya dan pergi menjauh dari Daniel.

"ALEXAAA!!" Daniel meremas rambutnya kesal, kali ini ia benar-benar jatuh ke dalam jebakan Shella karena kecerobohannya sendiri.

Di lapangan berlatih kuda ...

"Oh! Jadi begini tampang Alexa Prayoga kalau sedang patah hati? Menyedihkan," hina Shella seraya mensejajarkan kuda tunggangannya dengan kuda yang ditunggangi Alexa.

"Iya, aku sedang patah hati. Memangnya kenapa?"

Shella tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Alexa, gadis jahat itu kini merasa sangat puas melihat musuh dan saingannya itu merasa sakit hati dan hancur.

"Silahkan tertawa sekeras-kerasnya! Sampai pita suaramu putus juga tidak ada masalah," ucap Alexa setengah menyumpahi, dalam hatinya dia mengamini perkataannya karena sudah terlalu kesal dengan Shella.

"Rileks, Alexa. Sepertinya kamu masih kesal dengan kemesraanku dengan kak Daniel," ucap Shella memancing kemarahan Alexa.

Indra, Harri terlihat sedang mengamati putri-putri mereka dari jarak yang tidak seberapa jauh, dalam hati mereka merasakan satu kekhawatiran kalau Shella dan Alexa akan bertengkar lagi yang pada akhirnya membuat salah satu diantara mereka terluka.

Mungkin saja di kehidupan masa lalu mereka adalah Kucing dan tikus, makanya saat terlahir kembali di kehidupan saat ini. Shella dan Alexa tidak pernah bisa akur, selalu saja bertengkar.

Daniel terlihat berjalan menghampiri Indra dan Harri, kedua orang tua itu tidak menyadari kedatangan Daniel karena mereka sedang serius mengawasi Alexa dan Shella yang mulai bertengkar lagi.

"Apa kamu tahu, Alexa? Aroma tubuh kak Daniel sangat menggoda, sangat menggairahkan," ucapnya dengan ekspresi wajah yang dibuat sesensual mungkin untuk memancing emosi musuhnya itu.

"Cukup Shella! Pikiranmu terlalu kotor! Sangat menjijikkan, dasar pelacur murahan!" hardik Alexa kasar.

"Apa kamu bilang?!" Shella naik pitam, tak terima dengan kata-kata kasar yang Alexa ucapkan untuknya.

Shella mencengkeram kerah baju Alexa." Jaga bicaramu! Atau aku akan merobek mulutmu!''

Tak mau kalah, Alexa kemudian menyambar pergelangan tangan Shella lalu ia pelintir kuat-kuat. Meski masih sama-sama menunggangi kuda, kedua gadis itu masih menyempatkan diri untuk berkelahi.

"Akkkh!! Sakit, bego," umpat Shella penuh emosi.

"Bodo amat! Biar kamu mampus sekalian!"

Alexa kemudian mengibaskan tangan Shella dengan kasar, Shella pun masih meringis kesakitan karena perbuatan Alexa.

"Pengawal!! Cepat pisahkan mereka!"

"Kalian juga, pisahkan mereka berdua."

Indra dan Harri sama-sama memberi titah kepada para pengawal mereka untuk memisahkan pertengkaran Alexa dan Shella yang semakin sengit.

"Sekarang kita buktikan, siapa yang lebih hebat! Aku atau kamu? Kita berkuda ke hutan, siapa yang bisa sampai duluan ke tempat ini lagi. Dia yang menang, apa kamu berani?!" Shella menantang Alexa.

"Oke! Aku terima tantanganmu!"

Para pengawal Indra dan Harri terlambat, karena Shella dan Alexa sudah lebih dulu memacu kuda-kuda mereka dengan cepat menuju ke hutan.

"Cepat ikuti mereka!!" perintah Indra dan Harri kepada para pengawal mereka secara serentak.

Daniel juga, ia segera berlari ke kandang kuda dan ia merampas kuda yang akan digunakan salah satu pegawai Harri untuk melatih kuda. Dengan cepat, ia menyusul Alexa. Daniel takut Alexa akan terluka lagi, dan ia tidak mau itu terjadi. Apa pun yang akan terjadi, Daniel akan selalu berusaha melindungi Alexa.

Di dalam hutan ...

Alexa dan Shella semakin masuk ke dalam hutan, mencoba saling mendahului. Namun sayangnya posisi Shella jauh memimpin di depan, maklum saja karena Shella lebih hafal hutan ini dari pada Alexa.

"AKKKKKKHHHH!!"

Kuda Shella terjatuh karena terkena jebakan, sehingga Shella pun ikut terlempar dan terjatuh dengan keras ke atas tanah.

"SHELLAAAA!!"

To be continued.