Setelah melihat kecerdasan Alexa yang luar biasa serta melihat cara Alexa menyelesaikan masalah, hal itulah yang membuat Indra berambisi untuk menjadikan Alexa sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnisnya.
Bisnis Indra Prayoga banyak, mulai dari bidang pertambangan, perhotelan dan juga perusahaan konstruksi milik Jonathan Ayden yang ia ambil alih 12 tahun yang lalu.
Dan sebagai langkah awal yang akan dilakukan Indra untuk memenuhi ambisinya adalah menjadikan Alexa sebagai wakil perusahaannya untuk presentasi proyek tender. Dan Indra menaruh harapan yang sangat besar kepada putrinya, Alexa.
"Alexa .... Bersiaplah! Karena kamu yang akan melakukan presentasi mewakili perusahaan sebagai calon penerus perusahaan PT Prayoga's Company," ucap Indra.
Alexa terlihat sangat terkejut. "Ta–tapi .... Tapi ...." Alexa terbata.
"Cepatlah bersiap! Kalau tidak cepat-cepat, nanti kita akan terlambat datang! Papa tunggu di sini!" tangan Indra mendorong punggung Alexa supaya gadis itu lekas bersiap.
Dengan langkah yang gontai gadis itu berjalan menaiki tangga, wajahnya terlihat lesu dan tidak tampak ekspresi kebahagiaan sama sekali. Kepala gadis itu terasa sangat sakit, ia berjalan menuju ke kamarnya seraya memegangi kepalanya.
Saat Alexa sampai di depan kamarnya dan hampir meraih gagang pintu kamarnya tiba-tiba pandangan Alexa mengabur, tubuh gadis itu kehilangan keseimbangan sehingga ia hampir terjatuh. Untung saja Daniel dengan sigap menangkap tubuh Alexa
"Hey .... Kamu tidak apa-apa? Apa kamu sedang sakit?" tanya Daniel sambil memegangi tubuh Alexa erat.
"Tidak apa-apa, kok! Aku hanya kelelahan saja! Jangan khawatir," ucap Alexa lirih namun saat ia mencoba berdiri ia hampir terjatuh lagi.
Daniel menghela napas panjang. Tanpa mengucap sepatah kata, Daniel langsung menggendong tubuh Alexa lalu membawanya ke dalam kamar. Alexa menyandarkan kepalanya ke dada Daniel sehingga gadis itu bisa mendengar suara detak jantung Daniel dengan jelas.
"Aku mau duduk di kursi," ucap Alexa.
Daniel menuruti kata Alexa, pria itu mendudukkan Alexa di atas kursi. Lalu ia berjongkok sambil mengamati wajah Alexa dari dekat.
"Apa kamu sudah tidak apa-apa? Apa perlu aku panggilkan dokter?" tanya Daniel khawatir.
Alexa mengangguk pelan. "Jangan khawatir, aku sudah baikkan. Aku harus segera bersiap-siap! Kalau aku terlambat, bos mafia tua itu pasti akan marah," ucap Alexa.
Daniek tersenyum. "Bos mafia tua?! Apa kamu sudah bosan hidup? kenapa kamu memanggil papamu dengan sebutan itu?!" Daniel menimpali ucapan Alexa dengan candaan.
Daniel dan Alexa tertawa ....
"Bodoh!" Daniel menyentil dahi Alexa pelan lalu keduanya kembali tertawa pelan
Daniel mengambil gelas air putih yang terletak di atas meja. "Minum dulu." pria itu membantu Alexa minum dengan memegangi gelasnya.
Setelah Alexa selesai minum, pria itu meletakkan kembali gelasnya di atas meja.
"Cepatlah bersiap! Aku akan menunggu di luar kamarmu," ucap Daniel sambil mengelus rambut Alexa.
Alexa mengangguk pelan. "Terima kasih," ucap Alexa sambil tersenyum.
Daniel tidak menjawab ucapan Alexa, pria itu hanya mengangguk pelan lalu pergi ke luar kamar Alexa.
10 menit kemudian ....
Alexa berjalan keluar dari kamarnya dengan memakai atasan kemeja berwarna krem yang dipadukan dengan celana kain berwarna hitam. Gadis itu memakai sepatu flat berwarna senada dengan celananya, ia terlihat sangat cantik dan elegan
Saat Alexa keluar dari kamarnya, iamelihat Daniel berdiri di depan kamar. Pria itu menyandarkan punggungnya sambil melipat tangan di atas dadanya, pria itu terpana karena kecantikan Alexa. Senyum Daniel mengembang dan ia terlihat salah tingkah.
"Kenapa sikap Daniel begitu lembut hari ini? Apakah ini adalah sifat asli Daniel? Alah, paling sebentar lagi juga sikap sombong dan super nyebelin Daniel kumat lagi," batin Alexa dalam hati.
"Sudah siap?" tanya Daniel menatap wajah cantik Alexa.
Alexa mengangguk. "Su–sudah," ucap Alexa kikuk.
" Emm ... kita turun sekarang? Papa kamu sudah menunggu di bawah, 'kan?! Nanti beliau marah kalau kita terlambat," ucap Daniel.
Alexa hanya mengangguk pelan.
"Kamu duluan," ucap Daniel mempersilahkan Alexa berjalan di depannya.
Alexa dan Daniel berjalan menuruni tangga, sesampainya di lantai bawah Indra yang semula duduk langsung berdiri diikuti oleh Andi. Hanya Andi yang akan ikut ke acara pemilihan desain untuk tender sedangkan ke-3 rekannya yang lain sudah terlebih dahulu pulang ke rumah masing-masing.
"Daniel .... Kamu juga ikut!" ucap Indra.
Daniel mengangguk. "Baik, Om," jawabnya.
Indra membawa banyak anak buahnya untuk ikut serta. Setelah Indra mendapat teror tadi malam, pria itu semakin memperketat penjagaan untuk dirinya dan juga putrinya, Alexa.
45 menit kemudian ....
3 mobil BMW berwarna hitam sudah terparkir rapi di depan gedung, mobil-mobil mewah sudah berderet rapi di tempat parkir. Karena proyek tender ini hanya boleh diikuti oleh perusahaan-perusahaan besar saja.
Acara dimulai tepat pukul 11.00 pagi. Sebelum memasuki ruangan, mereka diharuskan untuk mengisi formulir yang hanya diperuntukkan bagi perusahaan yang mendapat undangan saja.
Daniel maju dan mengisi formulir tersebut, pria itu juga menyerahkan gulungan desain dan juga soft data, barulah setelah itu mereka bisa masuk ke dalam gedung.
Acara sudah dimulai, Alexa duduk di tengah. Gadis itu duduk di antara kursi Indra dan Daniel sedangkan 3 pengawal Indra duduk di belakang mereka untuk berjaga-jaga.
Satu per satu wakil dari masing-masing perusahaan melakukan presentasi dan Alexa memperhatikan cara mereka berbicara dan bersikap supaya ia bisa meniru saat tiba gilirannya nanti.
"Dan untuk kandidat selanjutnya adalah dari perusahaan PT Prayoga's Company! Silahkan maju ke depan," ucap sang pembawa acara.
"Alexa, majulah ke depan! Papa percayakan proyek ini di tanganmu," ucap Indra penuh harap.
Alexa berdiri dari tempatnya duduk, dengan penuh percaya diri gadis itu berjalan ke depan untuk memulai presentasi desain yang ia buat.
"Tema dari desain PT Prayoga's Company adalah kehangatan keluarga. Desain bangunan yang kami buat mengambil ide dari bentuk bunga sakura yang terdiri dari 2 bangunan utama yang dirancang persis seperti dua kelopak bunga sakura yang disatukan. Di dalam gedung terdapat sebuah jembatan transparan yang terbuat dari kaca khusus dan jembatan inilah yang menghubungkan antara satu bangunan dengan bangunan yang lainnya. Perusahaan kami juga sangat mengutamakan keamanan yang tentunya akan membuat para tamu bisa merasakan kenyamanan saat menginap di hotel."
"Tidak hanya itu, untuk area masuk hotel dan area taman kami desain seperti hutan mini yang ditanami pohon bunga tabebuya yang bentuknya mirip dengan bunga sakura. Sehingga saat bunga-bunga bermekaran, seluruh keluarga yang sedang menginap bisa menikmati keindahan bunga sakura bersama keluarga yang sangat mereka cintai. Sekian presentasi dari saya, terima kasih."
Presentasi Alexa sangat memuaskan dan juga desain yang Alexa gambar sangat bagus dan sempurna . Semua orang terlihat sangat takjub, terutama Indra Prayoga.
Meski hanya dikerjakan dalam waktu yang sangat-sangat singkat. Tapi hasilnya sangat bagus dan sempurna, Indra merasa sangat yakin kalau perusahaannya bisa memenangkan tender dengan sangat mudah.
Setelah semua wakil perusahaan selesai presentasi, tibalah waktu pengumuman pemenang desain yang mendapatkan skor tertinggi. Jantung Alexa berdebar dengan kencang begitu pula dengan semua orang yang mengikuti proyek tender.
"Aku yakin kalau Alexa akan berhasil meraih kemenangan di proyek tender pertamanya, dia adalah putriku! Aku yakin betul putriku bisa menang," ucap Indra dalam hati.
"Aku mohon! Jangan biarkan Alexa memenangkan tender!" Daniel berdoa dalam hati.
"Kami akan mengumumkan pemenang desain dari proyek tender. Desainnya unik, sangat menarik dan dari segi keamanan juga sangat mendetail sehingga kami memberikan skor tertinggi untuk desain ini .... Dan pemenang desain itu adalah .... PT Prayoga's Company!"
Indra Prayoga langsung berdiri ketika nama perusahaannya disebut, suara tepukan tangan semua orang di dalam gedung terdengar riuh menyambut kemenangan perusahaan Indra Prayoga.
Alexa tertegun dan masih tidak percaya dengan pengumuman pemenang tender, wajah Daniel terlihat tidak senang namun ia berpura-pura tersenyum sambil bertepuk tangan.
"Bagus Alexa! Papa sangat bangga kepadamu! Semua ini berkat kerja keras dan usahamu!" Indra memeluk Alexa.
"Selamat Alexa," ucap Daniel.
Alexa hanya mengangguk, gadis itu terlihat sendu. Wajahnya terlihat begitu lesu meski dirinya sudah berhasil meraih kemenangan.
***
Pukul 18.45 ....
Setelah pulang dari gedung, Alexa langsung mengunci diri di dalam kamarnya dan berpesan kepada sang asisten rumah tangga supaya tidak ada seorang pun yang mengganggunya beristirahat.
Alexa mematikan lampu kamarnya, ia duduk di samping ranjangnya, memeluk tubuhnya sendiri dalam kegelapan. Gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Baiklah, aku akan ke sana sebentar lagi. Tunggu aku di tempat biasanya." Suara Daniel sedang menelepon seseorang.
Dari dalam kamarnya, Alexa tidak sengaja mendengar percakapan Daniel dengan seseorang di telepon. Gadis itu sangat penasaran dan ia melanjutkan menguping pembicaraan Daniel.
"Mau pergi ke mana pria itu?" tanya Alexa lirih.
Alexa terlihat sedang berpikir, gadis itu mendapat ide bagus. Senyum manisnya langsung mengembang lalu ia segera bangkit dari duduknya.
10 menit kemudian ....
Daniel keluar dan menuruni tangga. Mata pria itu menjelajah seluruh ruangan yang terlihat sangat sepi. Jelas saja, semua orang pasti sedang beristirahat di kamar masing-masing kecuali para pelayan dan pengawal yang masih terlihat sibuk.
"Bik, Daniel mau keluar. Daniel ada janji mau bertemu dengan teman sebentar. Nanti kalau om Indra tanya, tolong bilang seperti yang Daniel ucapkan tadi," ucap Daniel.
"Baik, Den Daniel," jawab Minah.
Daniel bergegas berjalan menuju carport, pria itu membuka pintu mobil. Tapi ia tiba-tiba terhenti karena teringat handphone-nya tertinggal di dalam kamar. Daniel berlari kembali ke dalam rumah tanpa mengunci mobilnya.
Setelah mengambil handphone, Daniel segera masuk ke dalam mobil lalu pergi ke suatu tempat.
30 menit kemudian ....
Minah terlihat berjalan menaiki tangga dengan membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk makan malam Alexa.
Tok tok ....
Wanita itu mengetuk pintu kamar Alexa. "Non Alexa .... Bibik bawakan makan malam untuk non Alexa," ucapnya
Tidak ada jawaban! Wanita itu terus mengetuk pintu kamar Alexa berulang kali, tapi tetap sama. Alexa tetap tidak merespon.
Karena tidak mendapat respon, Minah langsung masuk ke dalam kamar Alexa. Perempuan itu menyalakan lampu kamar Alexa dan mengira Alexa masih tidur.
Minah menyingkap selimut Alexa, tapi ranjangnya kosong. Minah mulai panik lalu ia mencoba mencari di kamar mandi. Kosong! Alexa tidak berada di kamar mandi. Lalu ... kemana Alexa pergi?.
Alexa menghilang! Alexa tidak berada di dalam kamarnya.
"Non Alexa hilang! Tolong ... non Alexa hilang!" Minah berteriak panik.
Mendengar suara jeritan dari kamar Alexa, Indra dan juga anak buahnya berlari menuju kamar Alexa dan mendapati asisten rumah tangganya sedang menangis sambil memanggil nama Alexa.
"Ada apa, bik? Kenapa bibik berteriak?!" tanya Indra menatap wajah asisten rumah tangganya.
"Non Alexa hilang!" ucap perempuan itu.
"APA!! ALEXA HILANG?!" teriak Indra.
To be Continued.